Berbahagialah, Ujian Hidup Mengantarkanmu Pada Pribadi yang Kuat
Hai, teman-teman! Lama rasanya tidak menulis sesuatu di blog pribadi saya ini. Iya, beberapa waktu terakhir ini saya sedang dalam masa Healing atau lebih tepatnya menata hati dan berdamai dengan masalah. Berat rasanya untuk menuliskan ini di dalam blog tapi ini satu cara saya untuk curhat dan berbagi rasa semoga berkenan ya juga bermanfaat bagi teman-teman semua.
Ikhlas. Satu kata yang selalu saya usahakan untuk hadir dalam hati seberat apapun keadaannya. Setelah beberapa bulan yang lalu keluarga kami begitu bahagia dengan pernikahan saya dan suami lalu beberapa waktu kemudian saya dinyatakan positif hamil rasanya Allah tidak ada habisnya memberikan kebahagiaan pada keluarga kami.
Belum lagi hasil pemeriksaan USG dokter yang menyatakan kalau saya sedang mengandung seorang anak laki-laki maka kali itu juga sempurnalah kebahagiaan kami sekeluarga. Sehingga mungkin kami lupa bagaimana rasanya bersedih dan bersyukur? Astaghfirullah. Saat ini keluarga kami tepatnya keluarga saya sedang dirundung kesedihan yang mendalam yakni sakitnya ibu.
Maka, berbahagialah karena ujian hidup mengantarkanmu pada pribadi yang kuat. Mengasah perasaanmu sebagai manusia, mengujimu sampai mana kamu meletakkan Allah dalam hatimu serta menjadikanmu hamba yang insya Allah akan semakin disayang olehNya. Bagi teman-teman yang sedang diuji jangan berputus asa dari Rahmat Allah ya dan tetap semangat, insya Allah ada jalan.
Ketika Ujian Datang Menyapa
Entah ini sebuah ujian atau teguran dari Allah yang jelas dengan sakitnya ibu membuat kami sekeluarga jatuh sedalam-dalamnya. Sekitar satu setengah bulan yang lalu tepat di hari pertama bulan Ramadhan ibu tergeletak lemas sehingga kami membawa beliau ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit ibu langsung mendapat tindakan dari perawat.
Awalnya kami pikir ibu hanya kelelahan biasa saja namun ternyata kami salah, dokter yang menangani beliau menyatakan kalau ibu terkena Gagal Ginjal. Kedua ginjal beliau sudah tidak berfungsi, saat itu juga saya langsung menangis memeluk ibu yang terbaring lemas di atas kasur rumah sakit.
Satu-satunya cara agar ibu bisa bertahan adalah dengan rutin melakukan cuci darah selama dua minggu sekali. Rasanya seperti ada batu yang sangat besar menghujam dada saya, disaat kandungan saya sudah besar dan disaat saya butuh perhatian ibu kini beliau harus terbaring sakit. Sedih, kecewa dan marah kepada Allah adalah hal yang pertama kali saya rasakan.
Kenapa ibu harus sakit saat saya tengah hamil besar? Pertanyaan tersebut yang selalu terbayang dalam benak saya. Setiap hari tanpa henti saya terus menangis sampai suami dan semua keluarga memarahi saya agar berhenti menangis kasihan bayi yang sedang saya kandung. Jujur, waktu itu saya belum siap sama sekali menerima kenyataaan pahit ini.
Ibu yang sebelumnya begitu lincah dan energik harus terjatuh sakit yang begitu parah. Selama satu bulan lebih saya membesarkan hati untuk bisa merawat ibu di rumah. Terima kasih yang begitu besar untuk suami yang mengijinkan saya untuk tinggal sementara dengan ibu. Rasa lelah, punggung nyeri, perut yang mulai terasa berat sudah tidak pernah saya pedulikan lagi saat mendengar ibu mengeluh sakit.
Sampai akhirnya perlahan saya mulai bisa menerima kenyataan ini, setiap hari saya memberi motivasi pada ibu untuk selalu kuat dan bertahan. Meskipun kali itu saya harus menahan ribuan air mata yang akan jatuh. Saya harus kuat demi ibu, demi bapak, demi suami dan demi anak yang sedang saya kandung. Saya percaya kalau Allah selalu bersama dengan kita tidak pernah meninggalkan kita dan akan memberikan jalan keluar yang terbaik.
Karena Semua Milik Allah dan Akan Kembali Pada Allah
Disaat saya sedang berjuang untuk menguatkan hati saat itu Allah mengirimkan satu petunjuk sebuah kekuatan baru untuk saya. Jadi ceritanya hari minggu kemarin ibu mertua kehilangan sebuah gelang emas yang cukup bernilai harganya. Keesokan harinya saya menelepon bapak mertua dan menanyakan keberadaan gelang tersebut dan jawaban bapak mertua seperti air hujan yang mengguyur tubuh saya.
“Barang yang sudah hilang biarkan saja, nyawa saja bisa hilang apalagi cuma barang. Kamu pun harus kuat dan tabah ya, Cha..”. Ya, kalimat itu yang keluar dari lisan bapak mertua saya rasanya ingin sekali memeluk beliau dan berucap terima kasih. Setelah ibu kandung sendiri, bapak mertua yang paling perhatian dan sayang kepada saya.
Semua saran dan nasihatnya selalu bisa menyejukkan dan menguatkan hati saya. Walau baru hitungan bulan menjadi anak menantunya namun saya merasa sudah sangat dekat sekali dengan beliau. Beberapa hari tidak bertemu saja hati saya sudah rindu dengan beliau. Satu hal yang selalu saya pelajari dan contoh dari beliau yakni sifat zuhud dan ikhlasnya.
Pada hakikatnya dunia ini fana hanya sementara saja, kita diciptakan di dunia hanya untuk mematuhi dan menjalankan semua perintah Allah. Kita tidak selamanya ada di dunia ini, semua yang pernah kita lakukan selama hidup akan diminta pertanggung jawabnya. Jadi, tidak perlu terlalu bahagia maupun terlalu bersedih dengan apa yang sedang menimpa kita.
Terima kasih kepada suami yang begitu kuat untuk menjadi pundak ternyaman saya bersandar. Yang tidak pernah lelah dan bosan menguatkan saya, yang selalu memaksa saya untuk berdamai dengan semua keadaaan ini. Yang begitu sayang dan perhatian kepada ibu yang sedang sakit, semoga kita berdua masih diberi kesempatan untuk bisa berbakti kepada ibu ya.
Terima kasih ya Allah, kali ini saya mulai ikhlas dan memasrahkan semua kepadaMu. Ujian ini terlalu indah, belum pernah saya sedekat ini denganMu dan selalu ingin dekat denganMu. Mohon berikan kekuatan, ketabahan serta keberanian juga kepada ibu dan bapak. Semoga dengan ini Allah berkenan untuk mengampuni semua dosa kami dan meridhoi kami sekeluarga. Aamiin :)
Maka, berbahagialah karena ujian hidup mengantarkanmu pada pribadi yang kuat. Mengasah perasaanmu sebagai manusia, mengujimu sampai mana kamu meletakkan Allah dalam hatimu serta menjadikanmu hamba yang insya Allah akan semakin disayang olehNya. Bagi teman-teman yang sedang diuji jangan berputus asa dari Rahmat Allah ya dan tetap semangat, insya Allah ada jalan.
4 komentar
syafakillah untuk ibumu, mak :'(
BalasHapusdua bulan yg lalu mamahku terkena flek paru, kudu full bedrest,rasanya patah hati dan sedih banget
jaga kesehatan juga ya bumil
walau sudah tau hakekatnya,tetap saja harus menahan rasa sakit :(
BalasHapussungguh luar biasa sekali artikel dengan tema BERBAHAGIALAH, UJIAN HIDUP MENGANTARKANMU PADA PRIBADI YANG KUAT selain ini kita pun harus selalu bersikap bersyukur
BalasHapusterkadang cobaan datang untuk menguji iman dan rasa sykur kita.
BalasHapusJangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.
Terima Kasih.