Rumah Tempat Ternyaman
“Rumah itu adalah tempat dimana semua kenyamanan akan engkau temukan di dalamnya..”
Pasti sudah tidak heran dengan panggilan anak rumahan kan ? dan saya
salah satu orangnya. Saya suka sekali menghabiskan waktu saya di dalam
rumah baik itu untuk berkumpul dengan ke dua orang tua, untuk bermain
dengan adik-adik sepupu atau keponakan saya yang hampir semua dari
mereka tinggal tak jauh dari rumah, untuk membersihkan perabot rumah,
menyapu, mengepel, mencuci baju, mencuci piring, memasak, belajar
membuat kue, menjahit, beribadah, membaca buku, menonton televisi,
menulis dan semua aktivitas yang dapat saya lakukan di dalam rumah.
Seperti saat ini di akhir pekan saya merasa bersemangat dan bahagia
sekali karena saya tahu, saya akan menghabiskan waktu selama 2 hari ini
di dalam rumah. Sebenarnya tidak selalu di dalam rumah, waktu akhir
pekan saya manfaatkan untuk bersosialisasi dengan para tetangga,
berbicara banyak hal, menyapa mereka setelah 5 hari dalam seminggu
aktivitas saya terfokus di tempat kerja. Alhamdulillah, Allah itu memang
Maha adil ya saya mendapatkan pekerjaan yang mengharuskan saya untuk
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dan dari satu kota ke
kota lainnya. Adil sekali untuk tipe orang seperti saya, supaya tak
selalu diam di satu tempat apalagi kalau sudah akhir pekan rumah adalah
tempat ternyaman bagi saya :)
Satu waktu saya sempat iseng saja membaca horoskop mengenai karakter
zodiak gemini, katanya bagi orang yang berzodiak gemini ini selalu suka
dengan tempat yang tenang dan cocok sekali dengan saya. Saya suka sekali
dengan situasi dan tempat yang tenang. Pekerjaan saya sebagai seorang
Visual Merchandiser di sebuah perusahaan swasta mengharuskan saya untuk
berpindah tempat dari satu supermarket ke supermarket lainnya, ketika
saya di tugaskan di luar kota saya memang sengaja untuk tidak
menggunakan kendaraan pribadi dari rumah saya berangkat pagi sekali
dengan busmini, selama di perjalanan di pagi hari selepas waktu subuh
itu seperti surga tersendiri bagi saya.
Menikmati perjalanan, melihat jejeran rumah, sawah hijau yang terhampar, kicauan burung, melihat orang yang berjalan di pinggir jalan, menikmati matahari terbit, udara dingin yang mulai berubah menghangat karena senja pagi datang dan ketika sampai di kota tujuan saya turun dari bus kemudian jalan kaki menyusuri kota menuju supermarket. Lagi, selama berjalan kaki saya memiliki kesempatan untuk melihat dan mengamati orang-orang di sekitar jalan, ada yang sibuk pergi bekerja, ada yang sibuk membuka toko serta menggelar dagangan, ada yang sibuk mengatar anak sekolah, para tukang becak yang sibuk mencari pelanggan menawarkan jasanya kepada orang yang turun dari bus tak terkecuali kepada saya, namun saya masih menolak saya pikir ini masih pagi dan saya memilih untuk jalan kaki saja. Saya suka sekali diam-diam mengamati orang di sekitar saya, apapun itu akan saya amati siapa tahu ada ilmu dan hikmah yang bisa saya ambil.
Menikmati perjalanan, melihat jejeran rumah, sawah hijau yang terhampar, kicauan burung, melihat orang yang berjalan di pinggir jalan, menikmati matahari terbit, udara dingin yang mulai berubah menghangat karena senja pagi datang dan ketika sampai di kota tujuan saya turun dari bus kemudian jalan kaki menyusuri kota menuju supermarket. Lagi, selama berjalan kaki saya memiliki kesempatan untuk melihat dan mengamati orang-orang di sekitar jalan, ada yang sibuk pergi bekerja, ada yang sibuk membuka toko serta menggelar dagangan, ada yang sibuk mengatar anak sekolah, para tukang becak yang sibuk mencari pelanggan menawarkan jasanya kepada orang yang turun dari bus tak terkecuali kepada saya, namun saya masih menolak saya pikir ini masih pagi dan saya memilih untuk jalan kaki saja. Saya suka sekali diam-diam mengamati orang di sekitar saya, apapun itu akan saya amati siapa tahu ada ilmu dan hikmah yang bisa saya ambil.
Saya selalu ingat pada sebuah kalimat yang mengatakan, sebanyak
apapun air samudra berubah menjadi tinta untuk menuliskan nikmat Allah
itu tak akan pernah cukup dan berapa banyak hikmah yang bisa kita ambil
dari setiap hal di bumi ini. Bukankah sebagai seorang muslim Allah
perintahkan kita untuk berpikir ? :)
rasa empati dan simpati itu akan tumbuh setelah kamu mengamati
lingkungan sekitarmu. Setelah seharian penuh pikiran saya terfokus pada
pekerjaan dan mengamati keadaan sekitar saatnya saya kembali pulang ke
rumah.
Dari dalam rumah saya mengumpulkan energi, memanen kebahagiaan yang
akan saya tebar saat di luar rumah nanti, dan dari dalam rumah saya
memiliki banyak kesempatan untuk berbakti serta merawat ke dua orang tua
saya juga dari dàlam rumahlah tempat ternyaman saya bisa beribadah
dengan baik mengumpulkan seluruh keyakinan dan perhatian untuk bisa
khusyuk menemui Allah. Ketika keikhlasan untuk beribadah pada Allah
begitu mudah meluntur karena iman yang lemah maka sekali lagi rumah
adalah tempat ternyaman untuk menyembunyikan ibadah, menghilangkan
kekhawatiran dari rasa sombong bahkan ketika saya menulis ini.
Ya, rumah memang tempat ternyaman bagi saya.
8 komentar
Samaaa mb, aku juga klo misal lagi piknik terus kecapean, ya pikirannya udah deh cepet pulang aja hihihii
BalasHapusKalau sudah di rumah bahagianya tiada duanya ya mbak, hihihi bener ga sih ? :D
HapusSaya salah satunya yang betah di rumah Mbak, nyamaaaan sih hehehe
BalasHapusIya mbak, di rumah bebas mau ngapain aja, dasteran :D hihi
HapusSaya juga anak rumahan, mau pergi kemanapun tetep bawaannya paling enak ya di rumah sendiri, kamar sendiri ^^
BalasHapusAduh kalau sudah di dalam kamar sendiri bahagiiiaaaa sekali mbak :D
HapusAku betah banget di dalem rumah walopun sendirian dan ga ada kerjaan. Apalagi skarang baru pindah rumah jd belum begitu akrab sama tetangga2...
BalasHapusWah selamat ya mbak, buat rumah barunya :) sendirian di rumah sambil nulis di blog seruuuu :D
BalasHapusJangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.
Terima Kasih.