Tidak terasa, kita sudah berada di penghujung tahun 2016, biasanya kalau sudah menjelang akhir tahun seperti sekarang hampir semua stasiun televisi di Indonesia kompak menayangkan film kartun. Tahukah teman-teman, di usia yang sudah menginjak angka 24 tahun ini saya masih saja suka menonton film kartun.
Meskipun tidak semua serial film kartun saya tonton karena ada beberapa yang menjadi film favorit saya. Salah satunya adalah serial film kartun Upin dan Ipin, itu lho film kartun dari negeri seberang Malaysia. Iya, saya suka sekali menonton film kartun yang satu ini dan meskipun serialnya diulang-ulang tetap saja saya tidak pernah bosan menontonnya, hahaha.
Buktinya saja sambil menulis tulisan ini saya juga sedang menonton film kartun. Bukan itu saja, setiap jam makan saya dan suami juga sambil menonton film kartun. Kebiasaan saya yang suka sekali menonton film kartun ini bukan tanpa alasan lho. Selain bisa membuat pikiran kembali fresh karena tertawa dari film kartun juga saya belajar karakter.
Upin dan Ipin, Film Kartun Penuh Pelajaran
Pendidikan karakter bukanlah hal yang selalu diidentikkan dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada muridnya selama berada didalam kelas. Akan tetapi seseorang dapat belajar karakter dari beberapa hal yang mungkin tidak disadari telah memberikan pengaruh besar terhadap pembentukan karakternya sendiri.
Beberapa hal tersebut bisa berasal dari mana saja, bukan hanya dari buku, dari tokoh, dari internet, dari guru, namun belajar karakter bisa didapat dari menonton sebuah acara televisi. Menonton televisi? pembaca mungkin bertanya-tanya dan berfikiran kenapa dengan menonton televisi kita dapat belajar karakter?
Sebagian masyarakat berpikir bahwa televisi memberikan banyak pengaruh yang kurang positif alias lebih banyak memberikan dampak negatifnya. Pikiran para pembaca semua memang tidak salah, namun disini saya tidak menitik beratkan pada semua acara televisi akan tetapi saya lebih fokus pada acara televisi yaitu Kartun.
Entah disadari atau tidak, Film kartun adalah sebuah tayangan yang dari dulu hingga sekarang dapat menyedot banyak penonton apalagi kalangan anak-anak. Mungkin karena hal itulah, yang menjadikan sebuah rumah produksi yang berada di Malaysia yaitu Let’s Copaque, memproduksi serial kartun yang sangat populer di Malaysia maupun di Indonesia yaitu Upin dan Ipin.
Ya, kepopuleran serial upin dan ipin sangat luar biasa, hal tersebut dapat terlihat dari antusias masayarakat Indonesia dalam membuat beragam acesoris yang berhubungan dengan Upin & Ipin, seperti halnya tas sekolah, baju, peralatan tulis, hingga sepatu. Namun diluar dari kepopuleran kartun Upin dan Ipin ini, sebetulnya ada beberapa yang perlu kita cermati dari kartun ini.
Episode Pementasan Drama di Sekolah
Serial kartun Upin dan Ipin tidak hanya sebuah tontonan film kartun, namun di dalam setiap serial yang di keluarkan mengandung banyak nilai karakter yang terdapat didalamnya. Berikut ini salah satu cuplikan serial film kartun Upin dan Ipin yang menurut saya penuh pembelajaran. Ketika episode pementasan drama di sekolah, ketika itu jarjit menjadi seorang pengembala biri-biri, upin dan ipin menjadi seorang petani, Mail menjadi seekor serigala.
Suatu saat Jarjit merasa bosan dengan pekerjan yang hanya mengembala, oleh karena itu dia ingin mencari sedikit hiburan, tidak berapa lama datanglah dua orang petani yaitu upin dan ipin. Sang pengembala tersebut berteriak berpura-berpura seolah-olah biri-birinya dimakan oleh serigala. Akhirnya kedua petani (upin-ipin) tersebut sontak langsung menghampirinya dan berniat memberi bantuan.
Akan tetapi sesampainya petani tersebut dihadapan pengembala, pengembala tersebut malah ketawa dan merasa puas telah mengerjai kedua petani tersebut. Hal tersebut diulang-ulang oleh pengembala itu, hingga pada kejadian yang ketiga pengembala berteriak-teriak meminta pertolongan seperti halnya kejadian yang pertama dan kedua, akan tetapi kedua petani tersebut tidak mau menolong karena merasa sudah di tipu dua kali.
Teriakan pengembala yang ketiga kalinya tidaklah dibuat-buat, karena biri-biri sang pengembala memang telah dimakan oleh seekor serigala. Setelah kejadian itu kedua petani (upin dan ipin) mendatangi sang pengembala (jajrit), dan mengatakan:
“itulah akibat yang akan kamu terima sang pengembala, ketika kamu berkata bohong pada seseorang maka selamanya kamu tidak akan dipercaya oleh orang lain, meskipun engkau berkata jujur sekalipun”.
Dari salah satu episode ini, sudah sangat jelas bahwa serial kartun Upin dan Ipin berniat tidak hanya memberikan hiburan saja akan tetapi juga memberikan nilai-nilai karakter yang terkandung didalamnya. Seperti pada episode diatas, memberikan nilai karakter “Kejujuran”, dan masih banyak lagi nilai-nilai karakter yang terkandung dalam serial kartun Upin dan Ipin.
Beberapa Pelajaran Karakter Dari Kartun Upin dan Ipin
Tidak hanya anime dari Jepang yang sanggup membuat tertawa. Teman-teman boleh percaya atau tidak film kartun Upin dan Ipin masih sanggup mengocok perut anak-anak hingga orang dewasa sampai sekarang. Bukan lagi rahasia, banyak orangtua yang berharap kartun bisa menjadi sarana anak-anak untuk belajar cara menghadapi hidup.
Dari mulai sopan santun hingga cara menyikapi suatu keadaan, hal tersebut bisa dipelajari dalam menonton film kartun. Saya sendiri sebagai salah satu penggemar Upin & Ipin, beberapa pelajaran baik yang bisa kita ambil bersama. Ini yang juga sering saya diskusikan saat sedang menonton bersama suami.
Belajar Sayang Keluarga
Belajar Sayang Keluarga
Upin dan Ipin diceritakan tinggal bersama kakaknya Ros dan sang nenek. Mereka berdua terlihat sangat menyayangi keluarga mereka. Meski seringkali dimarahi oleh kakaknya lantaran mereka bandel, namun Upin dan Ipin tetap bersikap manis dan tidak pernah jahil.
Penuh Perhatian dan Saling berbagi antar saudara.
Saya masih ingat di salah satu episode menceritakan bahwa Upin dan Ipin ingin bermain bulutangkis namun sayang keduanya tidak memiliki raket. Padahal teman-teman yang lain memiliki raket bulutangkis. Melihat keseriusan adiknya (Upin Ipin) dalam berlatih bulutangkis akhirnya Kak Ros membelikan sepasang raket untuk mereka berdua.
Ayam goreng merupakan makanan favorit mereka. Kendati demikian, mereka seringkali berbagi makanan kesukaannya tersebut. Tidak hanya itu walau tak jarang bertengkar, mereka tetap akur kala bermain bersama teman-teman mereka sehabis pulang sekolah.
Belajar Hormat pada orangtua
Dalam serial tersebut, ada tokoh kakek yang dipanggil Atuk. Upin dan Ipin sangat menyayangi dia. Tidak jarang, nasehat yang diberikan oleh Atuk pun dilakukannya. Dua bersaudara ini pun tidak pernah melawan nenek mereka. Meski Kak Ros sering marah-marah, Upin dan Ipin tidak pernah bertingkah kurang ajar.
Selalu Sayang teman.
Dalam cerita, Upin dan Ipin memiliki beberapa teman yakni Fizi, Ehsan, Meimei, Jarjrit dan Susi. Pertemanan merupakan sebuah hal yang penting dalam hidup ini. Menjalin hubungan baik dengan para sahabat adalah hal yang sering dilakukan oleh Upin dan Ipin. Mereka bermain dengan akur meski beberapa masalah seperti rebutan mainan seringkali menghampiri.
Belajar Bersikap Jujur
Upin dan Ipin digambarkan sebagai dua karakter dengan pribadi yang jujur. Meski berniat berbohong, pada akhirnya mereka akan mengakui hal apa yang mereka sembunyikan. Dalam serial anak-anak ini, banyak sekali hal yang bisa dipelajari dan diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Salah satunya saat Upin dan Ipin tetap berpuasa saat Ehsan dan Fizi tidak kuat berpuasa dan diam-diam makan.
Pendidikan Takwa
Dalam salah satu episode yang berjudul “Esok Raya” menunjukkan salah satu nilai pendidikan karakter yakni bertakwa. Dalam episode tersebut, Upin dan Ipin yang berusia lima tahun belajar untuk menjalankan perintah Allah yakni berpuasa di bulan Ramadhan. Meskipun mereka menjalankan dengan tidak mudah namun Opah memberi penjelasan bahwa berpuasa adalah salah satu ibadah wajib seorang muslim.
Belajar Bertanggung Jawab
Belajar bertanggung jawab dapat ditemukan dalam episode “Berkebun”. Ketika Upin dan Ipin hendak pergi bermain, langkah mereka di cegah oleh Kak Ros untuk membantu berkebun. Kemudian kawan-kawan Upin dan Ipin datang untuk ikut membantu berkebun. Upin dan Ipin ingin segera pergi bermain, tapi dicegah oleh Meimei karena pekerjaannya belum selesai.
Sikap Toleransi
Poin terakhir ini yang paling saya sukai, pada film kartun Upin dan Ipin terselip sebuah pembelajaran tentang tengang rasa dan toleransi antar umat beragama. Di tengah kondisi panas tentang toleransi maka penting bagi para orang tua untuk mengajarkan nilai toleransi sejak masih anak-anak.
Semoga Indonesia juga dapat membuat serial kartun yang tidak hanya memberikan kelucuan dan kehumoran saja, akan tetapi juga memberikan nilai-nilai karakter didalamnya, sehingga anak-anak di Indonesia tidak hanya menonton akan tetapi juga belajar karakter dari apa yang ditontonya. Kartun memang bisa menjadi salah satu cara untuk menghibur diri kala bosan melanda.
Usia anak-anak adalah periode emas yang penting bagi para orang tua untuk menanamkan nilai-nilai kemanusian dan mendidik karakter baik pada mereka. Kelak, kalau sudah punya anak saya dan suami serius untuk memberikan pendidikan karakter yang baik pada anak. Jika sejak kecil sudah ditanamkan nilai-nilai positif pasti kelak kalau sudah dewasa tidak akan mudah luntur begitu saja.