Minggu sore tanggal 26 Maret 2017 kemarin menjadi fase baru bagi saya sebagai calon ibu. Rasanya bahagia dan terharu karena tidak terasa kehamilan saya memasuki usia empat bulan. Pada kehamilan di usia empat bulan ini kami umat Islam percaya bahwa roh calon bayi yang sedang dikandung ditiupkan Allah dan semua garis takdir kehidupannya sudah ditentukan.
Maka sebab itu menjadi sangat penting bagi saya dan suami untuk mengadakan tasyakuran empat bulanan kemarin. Dengan mengudang beberapa ibu tetangga dan kerabat kami memulai acara tasyakuran tesebut dengan membaca doa dan surat dari Al Qur’an. Saat para tamu undangan datang dan membaca doa rasa haru menyeruak dalam hati saya.
Ya, sebentar lagi dengan seizin Allah saya akan menjadi seorang ibu. Menjadi dunia yang paling berarti dalam sepanjang hidup anak saya kelak. Dulu, jauh sebelum saya menikah dan hamil mama selalu berpesan bahwa seorang ibu akan menjadi tumpuan utama bagi anak-anaknya. Itu kenapa setiap ibu tidak boleh sakit, tidak boleh lemah apalagi putus asa.
Bahagia dan Haru Mengisi Acara Tasyakuran Empat Bulanan
Seperti biasa tulisan ini akan menjadi tanda bahwa kami pernah sangat bahagia menyambut kehadiran seorang anak. Acara tasyakuran kemarin merupakan hal baru yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, ada beberapa proses yang membuat saya antusias untuk melakukannya. Walaupun dalam acara tasyakuran empat bulanan ini berbeda dengan acara Mitoni atau yang dikenal sebagai tujuh bulanan.
Tasyakuran kemarin dikemas lebih sederhana lebih tepatnya seperti acara pengajian biasa. Acara dimulai dengan pembukaan pembawa acara yang dibawakan khusus oleh ebuh (kakak dari ibu mertua). Lalu pembacaan surat Al Fatihah, kemudian lanjut pembacaan surat Maryam dan surat Yusuf yang masing-masing dibaca oleh dua orang santri putri dari pondok dekat rumah kami.
Kemarin saya juga baru tahu kalau surat Maryam bagus dibaca dan didengarkan bagi ibu yang sedang hamil katanya supaya bisa mendapatkan anak yang sholehah jika calon bayi yang dikandung berkelamin perempuan. Sedangkan surat Yusuf sendiri dibaca agar jika bayinya berjenis kelamin laki-laki bisa menjadi anak yang sholeh.
Baca Juga : Cerita Awal Masa-Masa Kehamilan Muda
Baca Juga : Cerita Awal Masa-Masa Kehamilan Muda
Pada intinya semua surat dalam Al Qur’an yang dibaca kemarin bertujuan untuk mendapat ridho dari Allah. Entah kenapa saya selalu merasa sangat beruntung saat didoakan hal yang baik oleh orang lain dan acara kemarin itu memang khusus diadakan untuk mendoakan keselamatan saya dan anak dalam kandungan ini.
Acara yang sederhana tersebut hanya mengundang sekitar 40 tamu saja dalam waktu 1,5 jam, meskipun begitu namun sangat berarti bagi saya dan suami. Oh iya, dalam acara kemarin juga tidak ada proses mandi kembang, minum jamu, maupun berjualan rujak dan proses tradisi lainnya. Itu karena memang acaranya sangat sederhana.
Dalam acara tasyakuran kemarin saya merasa senang dan bersyukur karena bisa bertemu sekaligus bersilaturahim dengan ibu-ibu tetangga. Maklum saja saya masih penduduk baru di lingkungan tempat kami berdua tinggal. Saya senang dengan sambutan ibu-ibu yang ingin bertemu dengan saya secara langsung dan mengucapkan selamat serta tidak lupa mendoakan saya bersama anak ini.
Sambil menyalami ibu-ibu dan kerabat satu persatu tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih untuk kehadiran mereka semua. Terima kasih sudah begitu perhatian kepada kami dan ikhlas mendoakan kami sekeluarga. Salah satu kebahagiaan di dunia ini yang Allah titipkan ialah memiliki tetangga yang baik dan saling peduli satu dengan lainnya.
Pergi Pijat Empat Bulan Kandungan Bersama Ibu Mertua
Setelah acara tasyakuran kemarin usai, keesokan harinya saya diajak oleh ibu mertua untuk pergi pijat di salah satu tukang pijat yang ada di lingkungan kami. Pijat kali ini berbeda dengan pijat seperti biasanya, menurut ibu mertua hal ini penting dan dibutuhkan oleh ibu hamil seperti saya. Tukang pijatnya juga tidak sembarangan benar-benar dukun bayi yang biasa memijat kandungan ibu hamil.
Sore harinya saya pergi dengan jalan kaki sekitar satu kilometer ke rumah ibu mertua kemudian kami berdua berangkat juga dengan jalan kaki ke rumah dukun bayinya. Jujur saja sebenarnya kemarin itu saya ragu untuk mengiyakan ajakan ibu mertua. Cuma, saya yakin beliau lebih tahu dan berpengalaman dengan hal ini lagipula badan saya juga sudah terasa kaku semua.
Sesampainya di rumah dukun bayinya saya langsung dipersilahkan masuk ke dalam dan berganti pakaian dengan sarung yang sudah disediakan. Dalam ruangan tersebuat kami bertiga dengan dukun bayinya, saya lupa menanyakan namanya cuma diawal ketemu saya merasa nyaman dengan pelayanannya. Ruangannya bersih, harum, yang memijat juga sangat ramah dan sepertinya sudah ahli.
Setelah berganti dengan sarung saya diminta untuk tidur tengkurap oleh ibu yang memijat, awalnya saya khawatir karena perut saya sudah mulai buncit. Tapi beliau meyakinkan saya kalau tidak apa-apa lagipula kandungannya masih muda, akhirnya saya tidur tengkurap juga. Semua anggota badan saya dipijat dengan hati-hati dan rasanya nikmat sekali.
Badan saya juga dipijat dengan minyak khusus yang beraroma bunga melati, harum sekali dan menambah relaksasi. Saat tiba dibagian perut dukun bayinya benar-benar hati-hati dan beberapa kali mengucap kalimat basmalah sambil mengurut perut saya. Beliau bilang kalau posisi perut saya sangat bagus dan bayinya dalam posisi yang bagus hanya saja pada perut bagian atas asam lambung saya naik.
Pantas saja selama ini kalau selesai makan langsung muntah dan keluar cairan berwarna kuning. Dukun pijatnya meyakinkan saya kalau hal tersebut merupaka hal biasa yang kerap terjadi pada ibu hamil dan memang harus dinikmati saja. Kira-kira 30 menit berlalu dan sayapun selesai dipijat kemudian saya diberi ramuan jamu yang harus diminum.
Baca Juga : Hal Menyenangkan dan Kurang Nyaman Di Awal Kehamilan
Baca Juga : Hal Menyenangkan dan Kurang Nyaman Di Awal Kehamilan
Setelah selesai membayar kami berpamitan pulang ke rumah, diperjalanan ibu mertua banyak bercerita dan memberikan nasehat kepada saya. Sore hari kemarin rasanya perasaan saya senang sekali bisa banyak mengobrol dengan ibu mertua sambil menyapa tetangga selama di jalan. Sambil berdoa dalam hati semoga bayi ini juga bisa merasakan kebahagiaan ibunya.
Acara tasyakuran empat bulanan sampai pergi ke dukun bayi kemarin walaupun sederhana tapi memberikan banyak pengalaman baru bagi saya. Terkadang saya suka kaget sendiri rasanya belum percaya kalau sebentar lagi akan menjadi seorang ibu. Wah, suatu gelar dan tanggung jawab yang besar.
Allah begitu baik kepada saya dan suami Allah tahu betul kalau insya Alah kami bisa dipercaya juga dititipi amanah ini. Semoga saya dan suami bisa menjadi orang tua yang bagi yang senantiasa dilimpahkan kekuatan serta kesabaran olehNya untuk mendidik, menjaga dan membesarkan anak ini. Lima bulan lagi ya, Insya Allah kita bertemu langsung, anak Ibu. :)