Semangat 60 Tahun Astra Untuk Indonesia
60 Tahun sukses berkiprah dan menjadi menjadi perusahaan besar dan kebanggaan nasional tak lepas dari keberhasilan manajemen mengimplementasikan "Catur Dharma", core values atau nilai-nilai dasar perusahaan yang ditetapkan William Soeryadjaya sebagai pendiri. Astra, sepanjang perjalanannya sejak tahun 1957 senantiasa mendedikasikan karyanya untuk kemajuan bangsa Indonesia, sejalan dengan salah satu butir Catur Dharma 'Menjadi Milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara'.
Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia) merupakan langkah nyata dari Grup Astra untuk berperan aktif, serta memberikan kontribusi meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia melalui karsa, cipta dan karya terpadu untuk memberikan nilai tambah bagi kemajuan bangsa Indonesia. Pada prinsipnya di mana pun instalasi Astra berada, harus memberikan manfaat.
Catur Dharma sebagai nilai dasar perusahaan masih tetap relevan. Manajemen Astra pernah berusaha menyusun core values baru. Setelah digodok nilai yang dirumuskan tetap sama dengan Catur Dharma. Manajemen akhirnya kian mengukuhkan Catur Dharma sebagai nilai dasar perusahaan.
Semangat 60 Tahun Astra Untuk Indonesia
Darma pertama dari Catur Dharma adalah menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Kedua, memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Ketiga, menghargai individu dan membina kerjasama. Darma keempat, senantiasa mencapai yang terbaik.
Filosofi Catur Dharma, kata Yakub, dielaborasi menjadi Astra Code of Conduct dan Astra System of Management. Kode etik dan sistem manajemen membuat Astra mampu menjalankan good corporate governance (GCG) dan corporate social responsibility (CSR) untuk ikut mewujudkan kesejahteraan bangsa.
Berkenaan dengan ulang tahun ke-60 yang jatuh pada 20 Februari, perusahaan mengadakan acara di lima kota selain Jakarta. Setelah Yogyakarta, Balilkpapan, dan Surabaya, kini Astra mengadakan acara Inspirasi 60 Tahun di Medan dan terakhir di Makassar. Selain bedah buku, ada talk show kewirausahaan dan "Satu Indonesia".
Berawal dari bisnis otomotif, Astra kini memiliki tujuh lini bisnis dan tujuh perusahaan terbuka.
Pertama adalah lini bisnis otomotif dengan memproduksi sejumlah merek mobil terkenal dunia, yakni Toyota, Daihatsu, Isuzu, BMW, dan Peugeot. Astra juga memproduksi sepeda motor merek Honda. Divisi otomotif juga mencakup produksi komponen di bawah PT Astra Otopart Tbk.
Kedua adalah divisi jasa keuangan. Divisi keuangan mencakup perbankan, asuransi, dan multifinance. Astra antara lain, memiliki PT Bank Permata Tbk, Astra Federal International Finance, dan Astra Sedaya.
Ketiga, divisi alat berat yang mencakup penambangan batu bara, kontraktor penambangan, dan energi, yakni PLTU di Tanjung Jati Jepara, kerja sama dengan Sumitomo.
Keempat, divisi agribisnis, antara lain PT Astra Argo Lestari.
Kelima, infrastruktur dan logistik.
Keenam, teknologi informasi (TI) dan document solution, serta ketujuh, properti. Di lini bisnis properti, Astra, antara lain membangun dan mengoperasikan Menara Astra dan Astra Modern Land. Lini bisnis otomotif masih mengontribusi 40 persen dari total pendapatan Astra. Namun, jika digabungkan dengan divisi alat berat dan divisi keuangan yang berkaitan dengan otomotif, kontribusinya mencapai 60 persen.
Untuk menyalurkan CSR, Astra kini memiliki sembilan yayasan. Grup Astra kini memiliki 213 perusahaan yang tersebar di tujuh lini bisnis dan menyerap tenaga kerja secara langsung hingga 215.000. Ditambah perusahaan komponen, pemasok bahan baku, dan penjual, jumlah tenaga kerja yang terserap di atas satu juta orang.
Dari 213 perusahaan Astra, tujuh di antaranya sudah menjadi perusahaan terbuka, yaitu PT Astra International Tbk (ASII), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Acset Indonusa Tbk (ACST), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Astra Graphia Tbk (ASGR), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), dan PT Bank Permata Tbk (BNLI).
0 komentar
Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.
Terima Kasih.