Stop Mom Wars! Kita Ini Ibu Bukan Monster
Belum pernah terpikirkan kalau menjadi seorang ibu itu bahagianya tiada tara, nggak bisa ditukar dengan apapun. Iya, itu yang saya rasakan sejak resmi menyandang gelar mulia ini menjadi ibu dari anak yang lucu plus ginuk-ginuk seperti Mirza. Tapi hidup memang selalu adil, ada bahagia pasti ada dukanya juga termasuk duka menjadi ibu.
Mungkin lebih tepatnya bukan duka tapi perasaan sedih apalagi menjadi ibu-ibu jaman sekarang tantangannya lebih berat. Dari awal pasca melahirkan saya sering sekali mendapatkan wejangan berupa nasehat bagaimana cara merawat bayi mulai dari A sampai Z dengan orang yang berbeda. Teman-teman bisa bayangkan beda orang beda nasehat, bikin kepala mumet dan bosan.
Menghadapi berbagai macam mitos dan pengalaman ibu-ibu yang berbeda berhasil membuat saya ruwet, pada awalnya. Sekarang gimana, Cha? Makin ruwet, hahaha. Mungkin maksud mereka semua baik tapi cara dan pemahaman mereka yang belum tentu benar. Saya suka antipati dengan seseorang kalau memberi nasehat pakai acara pemaksaan, kalau nggak dipaksa biasanya suka nyindir-nyidir.
Omongan Nggak Enak, Nggak Usah Didengerin!
Percayalah, menjadi ibu-ibu jaman sekarang nggak semudah yang kamu bayangkan lho!. Penuh drama, intrik, pro kontra dan Mom Wars-nya. Jadi harus extra cuek tapi tetap banyak baca cari tahu ilmu yang benar mengenai bayi dan perawatannya. Hal utama yang mesti kita perhatikan adalah kondisi setiap ibu dan bayi itu beda-beda, masing-masing dari mereka mempunyai tantangan yang berbeda dalam merawat bayinya.
Oleh sebab itu, nggak bisa kita asal ngejudge tanpa mau memahami keadaan yang sesungguhnya terjadi. Saya cukup sering jadi bahan “bully” saat merawat Mirza awalnya saya marah dan mellow tapi sejak suami bilang nggak usah didengarkan dan fokus sama Mirza jadinya saya mulai bisa cuek. Menjadi ibu itu sangat butuh dukungan moril dan materil bukan cuma menasehati dengan kata-kata pedas.
Terlebih lagi apabila sang ibu dalam masa menyusui bayinya, ASI ibu mampet kebanyakan karena ibunya nggak happy. Nah, ibu yang nggak bahagia ini bisa jadi karena banyak faktor salah satunya adalah kondisi lingkungan yang membuat sang ibu merasa tertekan. Harus gini, harus gitu, nggak boleh gini, nggak boleh gitu, capek tauk!.
heardingchickens.wordpress.com
Terlebih lagi apabila sang ibu dalam masa menyusui bayinya, ASI ibu mampet kebanyakan karena ibunya nggak happy. Nah, ibu yang nggak bahagia ini bisa jadi karena banyak faktor salah satunya adalah kondisi lingkungan yang membuat sang ibu merasa tertekan. Harus gini, harus gitu, nggak boleh gini, nggak boleh gitu, capek tauk!.
Bu, lepaskan semua bebanmu! Nggak usah dengarkan omongan yang nggak enak dan fokus aja sama anak, banyak tanya sama ahlinya semisal dokter. Tugas kita sebagai ibu itu bukan satu atau dua biji aja tapi berbiji-biji. Kalau kitanya down karena omongan atau tekanan dari lingkungan gimana anak kita yang selalu butuh ibunya. Ingat ya, Mom Happy Baby Happy!.
Harus Punya Waktu Untuk Diri Sendiri Itu Penting Banget!
Sedikit mau cerita pengalaman pribadi beberapa saudara saya yang terlebih dulu menjadi seorang ibu. Demi bisa mendapatkan predikat ibu yang baik, nggak pernah sakit, nggak pernah capek, pokoknya ibu ideal versi mereka yang rela mengerjakan tugasnya seorang diri tapi ujung-ujungnya mereka stres sendiri. Iya, mereka itu maksa banget mau megang semua kebutuhan anak-anaknya padahal disekitarnya ada yang siap untuk membantu lho.
Teman-teman pernah dengar omongan seperti ini, “Aku Lho pegang anakku sendiri nggak pernah ngeluh dan nggak pernah minta bantuan suami..!”. Baiklah mungkin bagi sebagian dari ibu-ibu bisa menjadi wonder woman yang nggak butuh bantuan siapapun tapi masih banyak kok ibu-ibu lainnya yang sebenarnya sangat butuh bantuan dari orang sekitar seperti misalnya dari suaminya.
Saya sendiri nggak pernah sungkan atau malu minta bantuan suami untuk megang Mirza. Suami saya juga bisa diajak kerjasama, beliau selalu tahu saat istrinya sedang sibuk atau kelelahan. Biasanya suami saya langsung ambil alih mengurus si Mirza, beliau juga nggak keberatan dan happy-happy aja. Menjadi ibu itu bukan berarti kita melupakan hak tubuh kita, justru penting banget untuk memenuhi hak tubuh supaya tetap waras.
heardingchickens.wordpress.com
Saya sendiri nggak pernah sungkan atau malu minta bantuan suami untuk megang Mirza. Suami saya juga bisa diajak kerjasama, beliau selalu tahu saat istrinya sedang sibuk atau kelelahan. Biasanya suami saya langsung ambil alih mengurus si Mirza, beliau juga nggak keberatan dan happy-happy aja. Menjadi ibu itu bukan berarti kita melupakan hak tubuh kita, justru penting banget untuk memenuhi hak tubuh supaya tetap waras.
Ibu butuh bouncer beli aja!
Ibu butuh stroller beli aja!
Ibu butuh baby sister ya pakai aja!
Ibu butuh susu formula untuk anaknya ya kasih aja!
Ibu mau punya anak banyak, ya bikin aja terus! *eh gimana sih*
Saya percaya kalau yang tahu pasti kondisi si anak adalah ibunya sendiri. Jadi bu ibu, jangan lagi beratkan beban karena tugas kalian nggak main-main. Kalau semisal terbentur dana yang terbatas ya memang harus banyak bersabar dan cari pemasukan tambahan.
Seorang ibu yang merdeka yaitu paham benar siapa dirinya dan berani mengambil pilihan untuk kemudian memperjuangkannya tanpa pernah tergoda menilai buruk pilihan orang lain. Seorang ibu yang merdeka juga paham bahwa pilihan hidupnya dapat membuatnya bahagia tanpa pernah tergoda membandingkan kebahagiaan orang lain. Seorang ibu yang merdeka bahkan selalu punya keinginan besar ikut mendukung ibu lain dengan masing-masing pilihannya bahkan turut mendoakan kesuksesannya. -Sahabat Ummi-
Kalau sekiranya capek banget, lagi bad mood, atau pikiran mulai jenuh ibu boleh kok cari waktu untuk Me Time. Me Timenya juga nggak harus shopping kayak saya ya, hahaha. Me Time mungkin bisa melakukan hobi yang disenangi, nah setelah pikiran mulai fresh baru deh kembali pegang anak. Atau buat ibu-ibu yang mungkin sama sekali nggak ada waktu, coba kuatkan dzikirnya minimal selalu ingat Tuhan.
Jangan Sok Tahu Baru Juga Jadi Ibu!
Kalimat kayak gini ini yang suka bikin tanduk saya keluar, hahaha. Nggak lha, saya nggak mau mudah terpancing emosi sayang ASInya isinya ngamuk-ngamuk bukan nutrisi, hahaha. Saya sadar kalau saya ini ibu baru masih seumur butiran debu paling kecil. Saya menulis ini juga bukan berarti saya sok tahu tapi saya sudah mulai merasakan dilema menjadi ibu.
Paling tidak saya sering mendengar curahan hati para ibu-ibu saat merawat anaknya, dari sanalah saya banyak belajar dan nggak mau mengulangi kesalahan yang sama. Minimal saya meminimalisir untuk tidak melakukan perbuatan bodoh dari pengalaman ibu-ibu lainnya. Ya karena menjadi ibu itu nggak mudah sangat nggak mudah karenanya kurangi menilai buruk dan memberi stigma negatif pada seorang ibu.
Saya juga belajar untuk menghindar dari Mom Wars, saya nggak mau dzalim kepada sesama wanita karena ingin ego saya dimenangkan dengan cara menyakiti sesama wanita, sesama ibu. Tapi akhir-akhir ini saya akui pernah terlibat Mom Wars dengan ibu-ibu yang anti vaksin. Tapi sudahlah saya nggak mau bahas soal itu bisa merembet kemana-mana yang jelas saya ini ibu yang pro vaksin. *nah kan mulai*
heardingchickens.wordpress.com
Saya juga belajar untuk menghindar dari Mom Wars, saya nggak mau dzalim kepada sesama wanita karena ingin ego saya dimenangkan dengan cara menyakiti sesama wanita, sesama ibu. Tapi akhir-akhir ini saya akui pernah terlibat Mom Wars dengan ibu-ibu yang anti vaksin. Tapi sudahlah saya nggak mau bahas soal itu bisa merembet kemana-mana yang jelas saya ini ibu yang pro vaksin. *nah kan mulai*
Well, terakhir pesan dari saya si ibu baru yang sok tahu tapi memang banyak tahu. Lakukan apa saja yang menurut ibu baik dan anak kita butuhkan. Jaga diri baik-baik, tetap waras, tetap bahagia, banyak bersyukur dengan apapun yang kita miliki saat ini dan berhenti dari Mom Wars. Kalian ibu atau monster sih sukanya saling nyakitin ibu lainnya, hahaha.
Salam Sayang,
Dari saya dan Mirza.
Dari saya dan Mirza.
16 komentar
Mom Wars kayaknya akan selalu ada sepanjang para ibu nggak mau saling berempati dengan keadaan masing-masing. Semoga para ibu selalu diberikan kelapangan, kesabaran dan kekuatan dalam menjalankan perannya, aamiin.
BalasHapusBtw moga nanti kalo ada event di Surabaya bisa ketemuan ama Mirza.
Betul, Mas. Setiap ibu harus saling berempati saling memahami ya minimal ngga mudah menyakiti dengan ngebully ibu yang lain. Semoga ya, mas. Soalnya Mirza masih kecil yang mau dibawa ke event. :D
Hapuswaktu anak2 saya masih bayi, rasanya saya lemah dan lelah tanpa bantuan suami. bahkan suamilah yg memberikan support tiada henti dlm pemberia ASI. Kita sendirilah yg paling tau apa yg terbaik yg bisa kita beri pada anak2 kita
BalasHapusBetul mba, jadi nggak usah terlalu mikirin omongan orang apalgi yang bikin kita ngga nyaman.
HapusWah, aku juga pernah mengalami. Rasanya sakit. Tapi ya, lama-lama biarin wis. :'D Yang penting anak senang, ibu juga senang. Kalau nuruti kata mereka mah nggak ada benarnya.
BalasHapusHahaha, iya mba. Nggak akan ada habisnya :D
Hapus❤️❤️❤️
BalasHapusMakasi mba :*
Hapusbetul jangan didengerin ya, banyak suka nyinyir berlebihan sptnya yang paling tahu
BalasHapusKalau didengerin bikin senewen mba, hahaha.
HapusAh suka tulisan ini. Saya memilih menjadi ibu yg merdeka dan nggak banyak update soal anak di sosmed, biar gada yg nyinyirin cara mendidik saya yg menurut rangorang absurd hihihi.
BalasHapusSemangat mba, lakukan apa yang menurut mba baik dan bikin nyaman si anaknya. :)
HapusMiris banget ya kalo hal kecil bisa memicu mom wars. Eh kecil? Ya mungkin karena setiap ibu punya pandangan berbeda ttg suatu hal tapi bukan berarti harus saling judgement :(. Reminder banget tulisan ini. Salam buat Mirza ya, Cha.
BalasHapusBetul mba, aku sedih aja kalau lihat ibu-ibu pada tengkar tentang hal yang menjadi pilihan masing-masing. :(
HapusAdem bacanyaaa :).. Kenapa semua ibu2 ga bisa seperti kamu ya mba.. Aku tuh suka heran kalo ada nemuin forum yg mana isinya mom war. Semua ngerasa pilihannya paling tepat, paling diakui dunia, paling segalanya -_-. Mungkin lupa kalo Tuhan nyiptain otak dan karakter manusia beda2. Aku slalu hindarin forum yg begini mba. Ga pengen ikutan, drpd ntr kepancing emosi. Apapun yg kita anggab baik utk anak kita, ya sudahlah, lakuin aja, ga usah dgr nasehat lain yg memaksa. Toh itu anak kita, tanggung jawab kita. :) . Yg ptg kerjasama ama pasangan slaku kompak yaa :)
BalasHapusBetul mba, dukungan dari pasangan itu yang paling penting.
HapusJangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.
Terima Kasih.