Setiap orang tua pasti mendambakan memiliki anak yang sehat dan tumbuh dengan sempurna. Tapi bagaimana bila ternyata anak-anak kita mengalami perlambatan dalam tumbuh kembangnya? Atau mengalami stunting?. Mendengar dan membaca kata stunting mungkin saja masih terasa asing bagi sebagian besar ibu-ibu.
Padahal perlu kita semua tahu kalau Stunting ini ada di sekitar kita. Tahukah bu, kalau Indonesia menempati urutan ke lima masalah Stunting. Sebagai seorang ibu betapa terkejutnya saya mengetahui fakta tersebut. Stunting tidak bisa dianggap remeh, Stunting benar-benar mengancam pertumbuhan generasi bangsa.
Apa Itu Stunting?
Ibu-ibu sudah tahu belum apa itu Stunting? Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh secara normal pada anak balita akibat kekurangan gizi yang kronis, sehingga anak tumbuh terlalu pendek. Pertumbuhan yang tidak wajar ini disebabkan tidak terpenuhinya gizi seimbang pada anak balita ketika masih dalam kandungan dan sejak dilahirkan.
Seperti yang pernah dijelaskan oleh dokter anak saya bahwa 80% sel otak anak tumbuh diusia 0-2 tahun untuk itulah disebut sebagai Golden Age. 700 sel syaraf perdetik tumbuh pada saat usia anak 0-2 tahun lho, untuk itulah nutrisi yang diberikan harus cukup jumlah dan jenisnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Genetik, Nutrisi, dan Stimulasi yang dimulai saat dalam kandungan ibu.
Penyebab Anak Mengalami Stunting
Stunting disebabkan karena malnutrisi karena kurangnya asupan gizi seimbang yang berkepanjangan. Stunting tidak bisa disembuhkan tapi masih bisa dicegah namun pada dasarnya, kelangsungan hidup dan kesehatan anak tidak dapat dipisahkan dari kesehatan Sang Ibu sendiri. Masalah gizi anak yang berdampak pada stunting dan masalah gizi ibu seringkali tidak disadari baik itu oleh keluarga maupun masyarakat sebagai sebuah masalah yang harus dicegah dan diselesaikan.
Banyak ibu-ibu yang tidak sadar kalau anak-anaknya mengalami Stunting. Kebanyakan mereka berpikir kalau tubuh anak yang pendek dan kurus adalah disebabkan oleh faktor keturunan. Padahal faktanya faktor genetik hanya berpengaruh 20% terhadap postur tubuh seorang anak.
Apa Dampak Stunting Pada Anak?
Tidak bisa dibilang main-main dampak Stunting ini tergolong serius, jadi apa saja dampak negatif Stunting pada anak. Berikut saya tuliskan :
1. Tumbuh Kembang si Kecil Tidak Optimal
Asupan nutrisi yang kurang terpenuhi dan membuat si Kecil stunting tidak hanya membuatnya terlihat tidak setinggi anak seusianya. Stunting juga membuat perkembangan si Kecil kurang optimal. Ada kemungkinan anak akan terlambat jalan atau kemampuan motoriknya kurang optimal. Selain itu, secara sosial, ketika bergaul dengan teman seumuran ataupun orang dewasa, ia cenderung cuek dan kurang peduli terhadap lingkungannya.
2. Sulit Konsentrasi Saat Belajar
Stunting juga memengaruhi kemampuan belajar dan kecerdasan si Kecil, lho! Anak berisiko mengalami kesulitan belajar dan berkonsentrasi akibat kekurangan gizi. Menurut sebuah penelitian yang saya baca, stunting bisa membuat IQ si Kecil 5-11 poin lebih rendah dibanding anak seusianya. Maka, ada kemungkinan prestasi akademik si Kecil belum mencapai hasil yang optimal.
3. Mudah Terserang Penyakit
Pemberian asupan nutrisi yang baik tentunya menunjang daya tahan tubuh anak. Saat ia kekurangan asupan nutrisi sejak dini, anak berisiko jatuh sakit lebih sering. Ia juga rawan terkena berbagai penyakit lainnya ketika dewasa, seperti diabetes, jantung, penyakit pembuluh darah, kanker, dan stroke yang disebabkan oleh kerusakan pada jaringan dan organ tubuh. Bahkan, Stunting bisa berujung pada kematian. Seram, ya.
Cegah Stunting dengan Memperhatikan 1000 HPK, Pemberian ASI dan Mpasi
Stunting memang tidak bisa disembuhkan tapi bisa dicegah, pencegahan Stunting ini dimulai dari masa-masa persiapan kehamilan sampai 1000 hari pertama kelahiran (HPK).
1. Pemenuhan Nutrisi 1000 Hari Pertama Kehidupan
Sebagai ibu wajib bagi kita untuk memperhatikan masa emas pada anak, karena 1000 HPK inilah yang akan menentukan kesehatan seorang anak sampai dia berusia lanjut nanti. 1000 hari pertama kehidupan atau golden age dimulai saat hari pertama janin bertumbuh dalam rahim hingga seorang anak berusia 2 tahun.
Dukungan suami dan keluarga selama masa kehamilan akan membuat bayi yang kita lahirkan tentunya menjadi bayi yang sehat. Saat hamil kita harus memperhatikan apa yang kita konsumsi, jangan hanya yang enak menurut lidah kita tapi ternyata tidak bermanfaat bagi janin. Tidak lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan saat sedang hamil.
2. Mengatasi Stunting dengan Pemberian ASI Eksklusif dan Mpasi
ASI eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya, tanpa menambahkan atau menggantinya dengan makanan dan minuman lain, termasuk air putih. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, karena kandungannya baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi, serta mengandung zat untuk kekebalan tubuh dan perlindungan pada sistem pencernaan.
Memasuki usia 6 bulan bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI (Mpasi). Air susu ibu terus diberikan pada bayi bayi siang maupun malam. ASI tetap merupakan makanan paling penting sampai bayi berusia 2 tahun.
Indonesiabaik.id |
3. Berikan Imunisasi Pada Bayi
Imunisasi dapat menstimulasi sistem imun untuk membentuk antibodi yang dapat melawan agen infeksi atau menyediakan perlindungan sementara melalui pemberian antibodi. Pemberian imunisasi pada anak memiliki tujuan penting, yaitu untuk mengurangi risiko anak terinfeksi dan mencegah kematian pada anak, misalnya akibat TBC, difteri, tetanus, pertussis, polio, campak, hepatitis B, dan sebagainya.
Status imunisasi anak ditemukan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian stunting. Hal ini disebabkan karena ketika anak terkena penyakit, akan terjadi perubahan dalam asupan zat gizi, seperti muntah, tidak nafsu makan, dan terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi. Ketika kebutuhan zat gizi anak tidak terpenuhi, akan terjadi gagal tumbuh yang mengakibatkan stunting.
Peran BKKBN Dalam Menurunkan Angka Stunting di Indonesia
Masalah Stunting menjadi salah satu masalah yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Pemerintah melalui BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Indonesia) sangat proaktif dalam meningkatkan kemampuan pengasuhan orangtua atau keluarga untuk meningkatkan kualitas balita dan anak.
Masih banyaknya orang tua yang tidak sadar akan pentingnya pengasuhan anak sedari dini menjadi penyebab utama meningkatnya angka Stunting di Indonesia. Oleh karena itu BKKBN mengembangkan Program Bina Keluarga Balita (BKB) ini merupakan kelompok kegiatan layanan penyuluhan bagi orangtua yang memiliki balita dan anak.
Program BKB ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua (ayah, ibu dan anggota keluarga lain) untuk mengasuh dan membina tumbuh kembang anak melalui kegiatan stimulasi fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan moral. Program ini diharapkan bisa memberikan pemahaman pada orangtua mengenai pola asuh pada anak dan utamanya dalam masa 1000 HPK.
Program BKB ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua (ayah, ibu dan anggota keluarga lain) untuk mengasuh dan membina tumbuh kembang anak melalui kegiatan stimulasi fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan moral. Program ini diharapkan bisa memberikan pemahaman pada orangtua mengenai pola asuh pada anak dan utamanya dalam masa 1000 HPK.
Mengacu pada peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif, pelayanan anak usia dini dilakukan secara holistik integratif mencakup semua kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait. Berbagai pelayanan yang dilakukan harus saling bersinergi dan mampu memenuhi kebutuhan esensial anak secara utuh.
Pelaksanaan BKB dan Anak yang sudah terintegrasi dengan kegiatan Posyandu dan PAUD biasa dikenal dengan sebutan BKB Holistik Integratif (BKB HI). Selain itu BKKBN telah mengembangkan 13 pertemuan modul yang terkait dengan pengasuhan dan juga telah mengembangkan aplikasi "Menjadi Orang tua Hebat" yang dapat diunduh di playstore bagi pengguna android.
Pada akhirnya peran orang tua atau keluarga menjadi faktor utama dalam mencegah anak terkena Stunting. Karena itu setiap orang tua perlu diberi pemahaman bagaimana menjadi orang tua hebat yang mampu membina dan mengasuh anak-anaknya menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berkarakter.
Sumber : https://www.bkkbn.go.id