Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, ternyata saya baru tahu kalau masih banyak perempuan yang belum memiliki akses internet. Seperti yang kita ketahui tanpa kemampuan menavigasi dunia digital, kesempatan perempuan untuk maju semakin sukar. Padahal Kaum perempuan di Tanah Air dinilai perlu memiliki dan memahami literasi digital secara menyeluruh agar dapat menguasai teknologi informasi dan komunikasi.

Pada tanggal 12 Oktober 2019 kemarin, saya bersama ibu-ibu pelaku usaha rumahan dan teman-tean blogger peremuan berkesempatan untuk datang di acara Sister UKM Go Online. Melalui program Sisternet, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) berkolaborasi dengan Bloggercrony Community (BCC) Surabaya menggelar pelatihan pemanfaatan teknologi digital untuk kalangan perempuan Jawa Timur (Jatim).

Pelaku UKM khususnya UKM perempuan harus sudah mengubah mindset dari konvesional menjadi berbasis teknologi atau online. Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan pelaku UKM perempuan bisa memanfaatkan secara maksimal teknologi dan sarana digital untuk memacu produktifitas usaha kecil menengah.

Pelatihan kemarin bertempat di Batiqa Hotel Surabaya, jujur saja menurut saya Keramahan Indonesia terasa sekali saat mengunjungi Batiqa Hotel. Sejak di pintu masuk para tamu disambut senyum ramah setiap staf hotel. Ditambah dengan desain interior yang kaya dengan sentuhan kerajinan lokal, semakin memperkuat rasa Indonesia.

Menambah rasa semangat dan rasa nyaman untuk engikuti pelatihan yang berlangsung sekitar dua jam tersebut. Siang itu ada dua nara sumber yang menjadi pengisi acara selama pelatihan yaitu Owner Koleksikikie, Riski Hapsari, dan Founder Bloggercrony Community dan Owner Digital Kreativ Hub, Wardah Fajri sebagai pembicara yang masing-masing membawakan materi “Pemasaran Digital yang Efektif untuk UMKM” dan “Optimasi Medsos UKM dengan Konten Kreatif”.

Acara dibuka dengan sambutan Astri Mertiana dari Social Innovation Project XL Axiata. Astri menjelaskan, Sisternet adalah program CSR persembahan XL Axiata. Program ini merupakan hasil riset panjang XL Axiata yang mengambil kesimpulan perempuan butuh tempat yang tepat untuk melakukan sharing dan menggali informasi.

Program Sisternet terdiri dari pemberdayaan perempuan secara offline dan online. Secara offline, Sisternet membuat berbagai pelatihan yang berkolaborasi dengan BCC. Sedangkan di sisi online, Sisternet juga memiliki modul online yang disebut Modul Pintar Sisternet. Informasi lengkap Modul Pintar dapat diakses melalui situs www.isternet.co.id.

Nah, modul tersebut dibagi ke beberapa kategori seperti mengenai Ibu dan Anak, Enterpreneurship, Literasi Digital, dan lain sebagainya. Sejak diperkenalkan pada 2015, Sisternet terus berupaya untuk menjadi pelopor dalam menginisiasi solusi bagi banyak permasalahan sosial yang berkaitan dengan pemberdayaan wanita Indonesia.

Riski Hapsari selama 12 tahun melakukan bisnisnya mulai dari nol sapai sekarang usahanya berhasil berkebang dengan pesat salah satunya karena beliau fokus dan konsisten. Memilih untuk memasarkan usahanya melalui pemasaran digital ternyata menjadi jalan kesuksesannya, hingga produknya dan nama besarnya banyak dikenal orang banyak.

Pengusaha aksesories terkenal di Surabaya ini juga memberi tips bagaimana agar kita bisa memaksimalkan akun media sosial kita. Untuk apa? Ya buat bisnis kita. Intinya menurut pemilik akun IG @koleksikiki dengan jumlah follower 28 ribu ini, memberikan kunci sukses berbisnis di dunia digital.

Kunci sukses menurut Riski Hapsari antara lain dengan menjadikan sosial media bermanfaat untuk followernya dan itu dilakukan secara konsisten, menggunakan foto dan narasi semenarik mungkin serta lagi-lagi wajib konsisten. Nah, ini yang mungkin belum dilakukan secara baik oleh para peserta acara yang semuanya memiliki usaha.

Selama kurang lebih 30 menit, Riski Hapsari menyemangati para perempuan penggiat UKM untuk lebih intens menerjuni Digital Marketing. Menurutnya, setiap masalah atau hambatan yang kita hadapi datang dengan solusi. Menjadi nara sumber pertama yang berhasil menghidupkan semangat bisnis kami yang datang di hari itu.

Pemateri selanjutnya ada Mbak Wardah Fajri, atau yang lebi akrab saya sapa dengan sebutan Mbak Wawa. Menurut bak Wawa selaku founder Blogger Crony Community (BCC), perkembangan dunia digital sangat pesat sekali. Karena itu diharapkan semua peserta acara yang bertajuk "Sister UKM Go Online", tidak bosan untuk terus belajar.

Mbak Wawa juga menyebut ada 5 sosial media yang paling popoler menurut penelitian tahun 2018. Menduduki peringkat pertama Instagram, Facebook, YouTube, WhatsApp menyusul Twitter. Pebisnis pun harus bisa membuat konten yang bagus agar menarik perhatian konsumen karena content is king.
  

Penting banget untuk pegiat UKM perempuan maupun influencer mengerti karakteristik media sosial. Seperti Instagram yang menonjolkan visual, harus bisa menapilkan foto maupun video yang menarik. Atau Facebook yang mengandalkan story telling. Mbak Wawa juga menekankan pentingnya sosial media sebagai sarana berinteraksi online membuat konten, bertukar informasi dalam komunitas virtual.

Banyak banget ilmu yang saya dapat, terutama buat kami perempuan yang punya usaha. Usaha itu bukan hanya produk jadi lho tapi jasa juga termasuk usaha. Dan kita harus punya "brand image" atas usaha yang kita punya. Bergabung di komunitas menjadi salah satu cara kita untuk memasarkan usaha kita.

Saat ini komunitas bukan hanya arisan, kopdar tapi komunitas lebih ke arah digital. Ilmu yang sangat bermanfaat banget, dan buka wawasan atas pentingnya pemasaran secara digital. Kalau boleh jujur waktu dua jam untuk belajar literasi digital memang kurang sekali, tapi saya senang bisa bergabung di pelatihan ini.

Setelah semua sesi pelatihan selesai saya asih duduk-duduk di sudut ruangan pelatihan sambil menikmati sisa coffee break yang disediakan panitia. Sebenarnya sudah waktunya untuk lunch di lantai dua namun saya memutuskan untuk sholat dzuhur dulu di Musholla hotel yang berhadapan dengan ruang pelatihan.

Untuk meeting room juga tersedia di Batiqa Hotel Surabaya yang salah satunya digunakan sebagai tempat pelatihan Sister UKM Go Online hari itu. Tepatnya di lantai 3, tinggal naik pakai tangga atau lift dari Fresqa Hotel. Ada 4 Meeting room, yakni: Semanggi 1, Semanggi 2, Semanggi 3 dan Sawunggaling, semuanya satu lantai dengan ruang Musholla.

Baru kali ini saya masuk ke dalam hotel dan tidak sulit menemukan Musholla. Setalah selesai sholat saya yang diantar suami waktu itu pergi berkeliling ke beberapa ruangan yang ada di Hotel Batiqa Surabaya. Hotel bintang tiga yang memiliki banyak sentuhan nuansa lokal baik mulai dari ruangan, perabot makan dan minum juga menu makanannya.

Hal unik yang saya temukan di dalam kamar Batiqa Hotel Surabaya adalah adanya batik. Nuansa lokal hadir di kamar yang jadi tempat menginap. Bahkan ornamen kearifan lokal lainnya pun ada di kamar. Suasanya lokal ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. Melihat nuansa batik terasa adem dan nyaman.

Fyi, Setiap ruangan yang dipesan di Batiqa Hotel Surabaya bisa mendapatkan Sarapan gratis untuk 2 orang. Khusus untuk yang Family room bisa sampai 4 orang. Selain itu, fasilitas nge-gym juga bisa dipakai di lantai 2 dekat dengan Fresqa Bistro. Oh iya, Fresqa Bistro di Batiqa Hotel Surabaya memiliki konsep totally resto. Makanan yang terhidang disini adalah Indonesian food.

Siang itu saya sempat mencoba menu Ote-Ote yang ada di Fresqa Bistro, sambil menikmati semilir angin di ruang luar Fresqa Bistro. Teman-teman harus tahu kalau di Batiqa Hotel Surabaya ini ada roof topnya lho. Walaupun belum sepat naik ke roff top tapi saya menikmati menghabiskan waktu sekitar 3 jam di hotel ini, pelatihan literasi digital yang sangat bermanfaat dan tempat yang nyaman sekali.