Green Jobs, Pekerjaan yang Berkontribusi Terhadap Kelestarian Lingkungan
Green jobs merupakan salah satu istilah pekerjaan yang peduli dengan lingkungan dan masa depan berkelanjutan, kira-kira itulah yang saya pahami dari webinar bersama Coaction Indonesia dan komunitas ISB beberapa hari yang lalu. Sama sekali tidak terpikirkan dalam benak saya kalau zaman sekarang ini ada pekerjaan yang memiliki konsep ramah lingkungan.
Saya sendiri sebagai orang awam hanya paham kalau bumi sudah semakin tua dan banyak sekali terjadi pencemaran maupun pengrusakan lingkungan. Seperti polusi udara, penebangan hutan secara liar, dan yang sering diberitakan media kalau gunungan es di Antartika yang semakin cepat mencair.
Tidak tinggal diam mulai dari pemerintah, LSM Lingkungan, dan semua pihak terkait menyerukan isu Global Warning maupun Climate Change. Semua pihak menyerukan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, waktu itu saya berpikir hal apa yang bisa saya lakukan untuk berpartisipasi menjaga kesehatan lingkungan?
Green Economy Melalui Green Jobs
Berkembangnya isu Global Warning dan Climate Change disertai dengan munculnya berbagai teori, kebijakan hingga program tentang lingkungan. Saya pernah mendengar beberapa istilah mengenai lingkungan seperti Green City, Green Development dan yang baru saya tahu yakni Green Economy yang sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia di tengah masa pandemi Covid-19.
Pemerintah, pengusaha dan pekerja berinisiatif untuk terlibat langsung pada setiap kebijakan dan program yang menciptakan perekonomian yang hijau. Di sinilah peran green jobs untuk bisa menciptakan pekerjaan yang dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan dan sektor perekonomian lainnya sehingga bisa menciptakan pelestarian lingkungan.
Korea Selatan
Negara ini berhasil tumbuh dengan dukungan green economy, dimana pemerintahnya mengalokasikan sekitar 80% paket stimulus untuk mendukung upaya perlindungan kelestarian hutan mereka melalui sektor ekonomi ramah lingkungan. Negeri Gingseng ini juga berfokus pada Green Growth Plan dengan jangka waktu lima tahun.
Korea Selatan telah mengalokasikan dana sebesar US$61 miliar di beberapa sektor yang terkait dengan perubahan iklim dan energi ramah lingkungan yang berfokus pada dua strategi utama yakni transportasi ramah lingkungan dan pengembangan teknologi.
Inggris
Pemerintah Inggris mendukung 2 juta pekerja ramah lingkungan pada tahun 2030 untuk mendukung rencana pemerintah membangun kembali yang lebih hijau dan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Pemerintah telah menanamkan investasi hijau sebesar 2 miliar Poundsterling untuk merenovasi rumah dan bangunan umum agar lebih hemat energi yang berpotensi mendukung lebih dari 100.000 pekerja ramah lingkungan.
Jerman
Pemerintah Jerman mengumumkan paket stimulus ekonomi baru sebesar EUR 130 miliar. Ini mencakup beberapa langkah kuat untuk merangsnag pemulihan hijau dan mendorong ekonomi rendah arbon di Jerman. Salah satu langkah stimulus untuk sektor transportasi, EUR 7 miliar untuk mendukung penelitian dan pengembangan teknologi hidrogen di Jerman.
Korea Selatan
Negara ini berhasil tumbuh dengan dukungan green economy, dimana pemerintahnya mengalokasikan sekitar 80% paket stimulus untuk mendukung upaya perlindungan kelestarian hutan mereka melalui sektor ekonomi ramah lingkungan. Negeri Gingseng ini juga berfokus pada Green Growth Plan dengan jangka waktu lima tahun.
Korea Selatan telah mengalokasikan dana sebesar US$61 miliar di beberapa sektor yang terkait dengan perubahan iklim dan energi ramah lingkungan yang berfokus pada dua strategi utama yakni transportasi ramah lingkungan dan pengembangan teknologi.
Inggris
Pemerintah Inggris mendukung 2 juta pekerja ramah lingkungan pada tahun 2030 untuk mendukung rencana pemerintah membangun kembali yang lebih hijau dan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Pemerintah telah menanamkan investasi hijau sebesar 2 miliar Poundsterling untuk merenovasi rumah dan bangunan umum agar lebih hemat energi yang berpotensi mendukung lebih dari 100.000 pekerja ramah lingkungan.
Jerman
Pemerintah Jerman mengumumkan paket stimulus ekonomi baru sebesar EUR 130 miliar. Ini mencakup beberapa langkah kuat untuk merangsnag pemulihan hijau dan mendorong ekonomi rendah arbon di Jerman. Salah satu langkah stimulus untuk sektor transportasi, EUR 7 miliar untuk mendukung penelitian dan pengembangan teknologi hidrogen di Jerman.
Seperti yang kita ketahui bahwa ketergantungan terhadap sumber energi fosil saat ini tidak dapat dibendung lagi. Hampir semua negara memiliki ketergantungan yang sama dan menjadikan energi fosil sebagai penyuplai utama untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Salah satunya adalah ketergantungan akan batubara yang sangat besar di Indonesia.
Menurut data yang saya baca di situs Mongabay Indonesia, peningkatan kebutuhan untuk energi lain seperti gas bumi diprediksi juga turut meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan 3,9 persen per tahun. Hal ini bisa disebabkan karena harga batubara yang kompetitif dan pesatnya perkembangan industri berbasis batubara diantaranya semen, kertas, tekstil, dan lainnya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah energi fosilnya sangat berlimpah. Energi fosil ini memberikan banyak penghasilan kepada negara kita selama bertahun-tahun. Tetapi, semakin lama jumlah energi fosil akan berkurang, bahkan bisa habis. Padahal untuk dapat berubah menjadi sumber energi diperlukan waktu berjuta-juta tahun dan beberapa hari saja untuk menghabiskannya.
Sumber daya alam dalam hal ini termasuk pula energi fosil yang dieksploitasi secara berlebihan akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Tentu ini akan merugikan perekonomian global lebih besar. Hal ini tentu menjadi momentum bagi banyak negara untuk meninggalkan model ekonomi intensif karbon ke arah green economy.
Tantangan dan Peluang Green Jobs
Sudah saatnya pembangunan ekonomi global dengan mengedepankan konsep Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia. Sejalan dengan konsep green economy, akan tercipta banyak pekerjaan ramah lingkungan (green jobs) yang terbentuk.
Selama ini banyak pekerjaan di sektor industri seperti daur ulang dan pengolahan limbah, energi biomass dan konstruksi cenderung bersifat berbahaya dengan upah kecil. Sekarang bagaimana upaya untuk mengalihkan pekerjaan-pekerjaan ini menjadi pekerjaan yang mampu melestarikan lingkungan hidup dan bermutu? Hal ini yang menjadi tantangan dalam pengembangan green jobs di Indonesia.
Source : Coaction Indonesia |
Mengapa Green jobs? Menurut data yang dikeluarkan ILO (International Labor Organization), pasar global untuk barang dan jasa berwawasan lingkungan saat ini mencapai US$ 1.370 Milyar per tahun dan saat ini menjadi US$2,740 milyar pada tahun 2020. Setengah dari pasar ini terkait dengan efisiensi energi dan keseimbangan di bidang pengelolaan transportasi, pasokan air, sanitasi dan limbah berkelanjutan.
Selain memiliki potensi pasar yang besar, green jobs juga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Pekerjaan ramah lingkungan ini sudah ada di kawasan Asia Pasifik contohnya para penanam bakau dalam program adaptasi iklim di Vietnam, petani organik di Filiphina, pekerja restorasi lahan basah di Thailand hingga teknisi sistem energi matahari di China.
Teman-teman sampai di sini pasti bertanya, kira-kira jenis pekerjaan seperti apa sih yang ramah lingkungan yang sesuai dengan konsep dari green jobs? Sebenarnya ada banyak jenis pekerjaan yang bisa dijadikan pilihan. Beberapa pekerjaan yang berpotensi menjawab masalah perubahan iklim dan lingkungan diantaranya:
- Pemulihan stok dan konstruksi hijau
- Pengolahan limbah dan daur ulang
- Transportasi umum
- Pemulihan konstruksi hijau
- Pertanian dan produksi pangan yang berkelanjutan
- Kehutanan yang berkelanjutan (bersertifikasi) beserta mencegah deforestasi
- Pengelolaan manufaktur dan rantai pasokan
- Suplai dan efisiensi energi serta pelestarian biodiversitas dan ekosistem
Green Jobs di Indonesia, Bagaimana?
Pada ASEAN Labour Ministers Meeting (ALMM) ke-25, Indonesia bersama negara-negara tetangga juga menyatakan komitmennya untuk mengkampanyekan green jobs. Bahkan Indonesia secara sukarela berkomitmen untuk mengurangi emisi GHG-nya hingga 26 sampai 41 persen tahun 2020 melalui program Business As Usual-nya yang diluncurkan tahun 2005.
Mulai dilaksanakan di Indonesia sejak Agustus 2010 untuk jangka waktu dua tahun hingga Juli 2012. Proyek ini didukung oleh pemerintah Australia melalui Kemitraan ILO-Australia. Tujuan utamanya untuk mengembangkan kapasitas konstituen ILO dan mitra nasional dalam meningkatkan koherensi kebijakan di tingkat nasional agar dapat menghasilkan lapangan pekerjaan berwawasan lingkungan.
Source : Coaction Indonesia |
Mulai dilaksanakan di Indonesia sejak Agustus 2010 untuk jangka waktu dua tahun hingga Juli 2012. Proyek ini didukung oleh pemerintah Australia melalui Kemitraan ILO-Australia. Tujuan utamanya untuk mengembangkan kapasitas konstituen ILO dan mitra nasional dalam meningkatkan koherensi kebijakan di tingkat nasional agar dapat menghasilkan lapangan pekerjaan berwawasan lingkungan.
Selain itu untuk menciptakan transisi yang adil bagi para pekerja dan pengusaha menuju pembangunan yang ramah lingkungan, rendah karbon, serta ketahanan iklim di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program lingkungan hidup PBB, United Nations Environment Programme (UNEP) yang mendefinisikan green economy sebagai rendah karbon, efisien sumber daya dan inklusif sosial.
Coaction Indonesia Mendukung Green Jobs Sebagai Pilihan Utama Anak Muda
Salah satu sektor yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan sosial Indonesia adalah energi. Melalui energi terbarukan akan membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia untuk memperoleh kebutuhan esensial, seperti air bersih dan sanitasi, akses informasi dan pendidikan, peningkatan ekonomi lokal, literasi keuangan, hingga ketahanan pangan, dan mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih bersih.
Dimulai dari tahun 2018, Coaction Indonesia telah melakukan kampanye peningkatan kesadaran memperkenalkan transisi energi ke energi terbarukan yang berkelanjutan kepada khalayak luas, khususnya bagi anak muda berusia 18 hingga 30 tahun, melalui sudut pandang pengembangan lapangan kerja ramah lingkungan dan peluang untuk mempercepat proses tersebut.
Kampanye di media sosial yang menggunakan tagar #EnergiMuda ini disampaikan secara positif dan mendorong kolaborasi antar komunitas dan organsiasi masyarakat sipil. Dalam webinar beberapa hari yang lalu, Direktur Program Koaksi Indonesia, Verena Puspawardani mengatakan bahwa Coaction Indonesia mengangkat isu peluang kerja masa depan dalam webinar yang diselenggarakan kemarin.
"Dengan terjun ke green jobs, anak muda akan memiliki keunggulan kompetitif merespon pandemi global dan gelombang perubahan iklim yang lebih besar. Bahkan anak muda Indonesia bisa menjadikan pekerjaan ini identitas dan kebanggaan diri karena turut berkontribusi pada dampak sosial yang lebih baik dan sekaligus mengurangi tekanan buruk pada alam Indonesia."
Memperkenalkan green jobs di fase adaptasi baru menjadi krusial sebagai langkah awal agar pekerjaan ini menjadi pilihan utama anak muda Indonesia. Salah satu aktivitas yang sedang ngetrend untuk mendukung konsep ini adalah urban farming. Kegiatan berkebun yang cocok sekali dilakukan bagi kamu yang tinggal di perkotaan. Kenapa?
Urban Farming Aktivitas Green Lifestyle Ramah Lingkungan
Hidup di tengah masa pandemi ternyata tidak membatasi ruang gerak kita untuk beraktivitas salah satu hikmahnya yakni mendorong masyarakat menerapkan gaya hidup lebih sehat dan sekaligus melakukan sejumlah aktivitas yang ramah lingkungan. Misalnya, dengan melakukan kegiatan berkebun di kota atau yang dikenal dengan istilah urban farming
Anak muda yang ingin memulai usaha urban farming bisa dimulai dari tanaman yang dikonsumsi sehari-hari seperti cabai dan tomat. Terlebih saat ini gaya hidup sehat melalui pola makan yang baik dan benar menjadi salah satu hal penting demi menjaga kesehatan dan imun tubuh kita. Dengan menanam bahan makanan sendiri kita bisa memastikan bahwa yang masuk dalam tubuh adalah bahan makanan yang aman dan bebas dari pestisisda maupun bahan kimia lainnya.
Bukan sekadar menjadi trend di tengah masa pandemi saja, aktivitas ini diharapkan mampu menjadi solusi ketahanan pangan di wilayah perkotaan. Mengingat sampai saat ini stok pangan di wilayah kota masih di-suply dari pedesaan. Pernahkah kita terpikirkan tentang dampak saat pedesaan tidak lagi bisa men-suply bahan makanan ke wilayah perkotaan?
Source : ugm.ac.id |
Otomatis ketahanan pangan masyarakat kota akan lumpuh seketika, apalagi yang bisa dikonsumsi? Jangan sampai kita yang hidup di kota kehabisan stok bahan makanan. Lalu, bagaimana dengan lahan dan modal yang dibutuhkan? Faktanya aktivitas urban farming ini bisa dilakukan oleh perseorangan maupun rumah tangga dan tidak membutuhkan lahan yang luas serta modal yang besar.
Kita bisa mulai dengan menanam di teras rumah, apalagi jika masih ada lahan yang bisa digunakan tidak ada salahnya untuk dipakai. Dengan begitu kita telah memiliki ketahanan pangan di skala kecil yakni keluarga kita sendiri. Bahkan tidak itu saja, aktivitas ini bisa membantu menciptakan ruang-ruang terbuka hijau yang dibutuhkan untuk kesehatan lingkungan.
Bahkan tanaman yang kita tanam bisa membantu pemurnian udara sekitar. Tanaman tersebut bisa menyerap polusi udara dan karbon dioksida serta melepaskan oksigen sebagai gantinya. Membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan sekaligus mengurangi paparan racun yang keras dan berbahaya. Bukan kah ini termasuk dalam tujuan green jobs?
Ini Cara Saya Terapkan Green Lifestyle, Mulai dari Rumah!
Awalnya saya pikir cuma orang-orang tertentu saja yang bisa terlibat dalam pelestarian lingkungan, namun ternyata setiap orang bisa mengambil peran untuk menjaga kesehatan lingkungan. Bahkan kamu bisa menerapkan konsep ini mulai dari rumah. Setiap rumah pasti memiliki berbagai peralatan elektronik masing-masing.
Di dalam rumah kita mungkin ada barang elektronik yang membutuhkan daya listrik tinggi yang membutuhkan energi yang lebih banyak, jika tidak dihemat atau dibatasi maka akan berdampak pada lingkungan. Menyadari hal tersebut saya mulai berbenah diri untuk bisa menghemat energi dari rumah, seperti:
Di dalam rumah kita mungkin ada barang elektronik yang membutuhkan daya listrik tinggi yang membutuhkan energi yang lebih banyak, jika tidak dihemat atau dibatasi maka akan berdampak pada lingkungan. Menyadari hal tersebut saya mulai berbenah diri untuk bisa menghemat energi dari rumah, seperti:
- Kita bisa menerapkan pola hidup yang lebih ramah lingkungan sebut saja green lifestyle, saya sendiri memulai dengan mengurangi pemakaian lampu di siang hari dengan lebih banyak memanfaatkan sinar matahari. Di rumah kami, apabila sudah masuk siang hari semua lampu dimatikan selain hemat tagihan listrik juga bisa lebih pemakaian energi listrik.
- Begitupula dengan penggunaan AC di rumah, biasanya saya memilih untuk membuka jendela rumah setiap pagi supaya sirkulasi udara di dalam rumah tetap terjaga dengan baik. Dari sini penting bagi kita untuk memiliki rumah dengan fentilasi udara yang mencukupi. Pastikan juga setiap kamar memiliki lubang udara agar ruangan menjadi sejuk dan tidak lagi perlu pendingin ruangan.
- Membatasi penggunaan air di rumah merupakan salah satu cara lain saya untuk bisa menghemat energi. Kebetulan di rumah kami menggunakan pompa air untuk menyedot air supaya keluar. Malam atau pagi hari biasanya saya mengisi penuh air di bak kamar mandi, sehingga saya bisa hemat penggunaan pompa air yang otomatis juga menghemat listrik di rumah.
- Siapa yang di rumahnya ada mesin cuci? Saya juga kok, di rumah ada satu mesin cuci untuk mencuci dan mengeringkan pakaian. Dan sudah beberapa bulan terakhir ini saya memilih untuk mencuci dengan tangan alasannya sudah pasti untuk menghemat energi listrik di rumah. Biasanya kalau musim hujan seperti sekarang saya menggunakan mesin pengering saja supaya cucian saya lekas kering.
Sebenarnya penggunaan mesin cuci ini bisa dijadwal, artinya kita punya jadwal khusus untuk mencuci. Cara ini bisa dilakukan saat kita belum bisa atau belum punya waktu untuk mencuci pakaian tanpa bantuan mesin cuci. Dengan membuat jadwal sendiri, kita bisa menghemat penggunaan air saat mencuci juga menghemat penggunaan listrik. - Memilih gaya hidup zero waste atau bebas sampah membantu saya untuk mengevaluasi bagaimana green lifestyle yang saja jalani dan melihat bagaimana sesuatu yang saya konsumsi bisa berdampak pada lingkungan. Sering saya tidak sadar kalau membeli barang sama saja menghasilkan sampah apalagi barang yang sekali pakai.
Meskipun belum bisa benar-benar bebas sampah namun setidaknya saya bisa mengurangi sampah. Misalnya saja, saya lebih memilih untuk membawa tas belanja dari rumah daripada menggunakan kantong kresek dari supermarket atau pasar. Setidaknya dengan begitu saya sudah mengurangi jatah sampah dari kantong kresek, bukan? - Pola hidup yang ramah lingkungan juga bisa kita terapkan dengan memilih menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi. Tingginya polusi yang dihasilkan oleh kendaraan pribadi dan umum dalam sehari bisa kita kurangi dengan memilih menggunakan kendaraan umum. Lebih baik lagi jika memilih menggunakan sepeda atau jalan kaki.
Green jobs juga tidak terbatas cuma di energi terbarukan saja, ada banyak cara lain yang bisa dilakukan. Beberapa alternatif lain yang bisa kamu coba seperti menjadi green design architect bagi kamu yang suka desain atau memilih menjadi ecofashion sebagai salah satu bentuk kecintaanmu terhadap dunia fashion namun tetap ramah lingkungan.
Dari poin-poin di atas semoga bisa memberikan gambaran ke kita tentang banyaknya alternatif pilihan bagi masyarakat Indonesia untuk ikut langsung mengurangi penggunaan energi fosil. Karena hidup di bumi bukan hanya untuk sekarang tapi juga untuk masa depan. Semoga para anak muda memilih green jobs sebagai pilihan utama sebagai bentuk kontribusi untuk Indonesia yang lebih bersih .
18 komentar
Sebenernya banyak hal yg bisa dilakukan utk mendukung ini ya mba. Cthnya menghemat listrik aja udh jd bentuk support kita demi green environment.
BalasHapusKantorku yg lama sudah berkomitmen ttg masalah begini. Salah satu caranya dari pembelian kertas. Walopun bank tempatku dulu sudah digital dlm banyak hal, tapi kertas msh dibutuhkan oleh bbrp departemen. Naah dalam hal ini kantor cuma mau membeli kertas dari perusahaan kertas yg sudah bersertifikat IFCC. Artinya perusahaan itu sudah komit utk menanam kembali pohon2 supaya hutan tetep berkesinambungan , ga jd gundul. Perusahaan begini blm banyak, jd hrg kertasnya dipastikan LBH mahal. Tp kantorku ttp hanya mau membeli kertas di perusahaan begitu :).
Cara kedua, bank tidak terlalu mau utk menjalin hubungan dengan perusahaan2 sawit. Mengingat efek merusak yg ditimbulkan oleh perkebunan sawit. Salut sih sbnrnya Ama kantorku itu :D. Di saat bank lain banyak hajar semua nasabah, tapi bank asing yg 1 itu sangat hati2 memilih nasabah
Wah, nggak nyangka ya mba perusahaan tempat mba kerja peduli sama kelestarian lingkungan. Tanpa disadari memang ada banyak cara untuk menerapkan konsep green jobs ini ya mba. Bahkan menulis seperti ini dengan mencoba mengenal konsep green jobs kepada pembaca di blog sepertinya termasuk ke pekerjaan yang ramah lingkungan juga ya, hehehe.
HapusTipsnya keren banget sih. Beberapa poinnya udah aku lakukan. Yg penting aku mengurangi sampah plastik. Yang bisa aku bakar ya bakar. Yang bisa diolah jadi kompos aku pisahkan. Agar sumber air tetap ada, aku usahakan untuk tanam pohon di sekitar rumah. Udara jadi sejuk. Jadi rumah tanpa AC.
BalasHapusWaahhh kita jangan kalah dong yaa untuk melakukan Green Jobs baik untuk lingkungan sekitar atau mulai dari rumah sendiri. Setuju kak sama tips-tips dan gambaran untuk melakukan kegiatan ramah lingkungan tersebut.
BalasHapusAku udah nggak kuat mencuci pakai tangan :D. Tapi dari dulu di rumah jadwal nyuci tuh 2x seminggu sih. Hemat air, hemat listrik, hemat detergen dan softener, hemat tenaga :D
BalasHapusBtw, semoga pemerinta serius dan konsisten dengan green jobs ini ya. Udah lelah baca berita tentang bencana di negeri kita sebagai dampak kerusakan alam.
Dengan adanya Green Jobs ini,secara tidak langsung kita turut serta menyelamatkan bumi ya mba.
BalasHapusGreen Jobs benar benar solusi terbaik dimasa sekarang karena kian hari polusi udara kian parah.
Apalagi di Korea,Inggris dan Jerman sudah lebih dulu menerapkan Green Economy dinegara mereka. Dan untuk itulah, saatnya kita bergerak aktif turut serta melakukan penghijauan kembali
Wah konsepnya menarik sekali ya, selain menyerap banyak tenaga kerja, juga mampu menjaga kelestarian lingkungan di sekitar.
BalasHapusSemenjak pandemi,banyak juga masyarakat yang tertarik untuk bercocok tanam, yang tadinya masih awam soal pertanaman, akhirnya jadi rajin deh, gara-gara kelamaan di rumah, hahaha...
Aku juga mulai beralih ke yang lebih ramah lingkungan mbak. Di mulai yg kecil-kecil dulu sih.
BalasHapusKesadaran lingkungan emang akan lebih terasa efeknya klo di lingkungan kerja juga mendukung ya
Baru denger sih istilah Green job ini.
BalasHapusDi lingkungan tempat tinggalku sudah lama ada kader lingkungan dan juga kader bank sampah. Kira2 mereka bisa disebut Green job apa bukan?
Sebagai ibu rumah tangga kita juga bisa ya menyukseskan green jobs ini, seperti yang mba bilang di atas, menghemat air, listrik, menjaga kebersihan lingkungan rumah dan menjadi urban farming di rumah sendiri sebagai medianya, semakin tercerahkan saya akan wawasan Green jobs ini :)
BalasHapusDengan menerapkan gaya hidup zeeo waate dan hemat energi, menjadi langkah nyata memulai Green Jobs di rumah ya mbak
BalasHapusDi negara maju kalo ada pekerjaan seperti Green Jobs di hargai malahan dapat bayaran, di sini juga ada tuh beberapa daerah Indonesia menerapkan sistem Green Jobs dan semoga aja pemerintah melirik hal ini untuk langkah yang bagus karena bisa membuat jadi ramah lingkungan
BalasHapusTantangan menarik bagi para millenial untuk pekerjaan yang lbih ramh lingkungan nih. Green Job memfasilitasinya ya kak. Karena kini semakin banyak sih yang beralih [ada gaya hidup minim sampah.
BalasHapusSelama pandemi ini saya juga senang menanam sayur dengan sistem hidroponik. Seneng lihat halaman yang lebih hijau dan bisa ikut menjaga kelestarian lingkungan.
BalasHapusSemoga program green jobs ini bisa terlaksana dengan baik, ya.
Nah. Pengen banget menekuni ilmu yang dibutuhkan untuk bisa punya green jobs dan berkontribusi dalam sustainable business. Mimpiku.
BalasHapusGreen jobs yang saya lakukan di rumah hampir sama nih sama kak Riska. Namun saya masih pr banget soal popok kak. Si paling bungsu masih pake soalnya..
BalasHapusSemoga Salfa dab adiknya besok kalau sudah paham, tidak selalu mengatakan orang bekerja hanya yang ada di balik meja saja karena banyak green jobs yang bisa dikembangkan
BalasHapusSaya juga drumah ikutserta kak.
BalasHapusLebih simple sih cukup menghemat listrik dan mengurangi pemakaian kresek atau plastik beralih ke tas belanja..
Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.
Terima Kasih.