Di Indonesia ada satu fenomena yang kerap terjadi pada penyandang disabilitas atau orang yang memiliki keterbatasan fisik dan Orang yang Pernah Mengalami Kusta (OYMPK) yakni bentuk diskriminasi sehingga sangat mempengaruhi tingkat produktifitas seseorang dan eksistensi mereka di dalam masyarakat.
Mereka kerap mendapatkan diskriminasi yang membuat hak mereka untuk ikut aktif dan bekerja menjadi berkurang. Padahal pada hakikatnya mereka ini memiliki hak yang setara dengan orang lain dalam ikut aktif dan bekerja. Mereka dianggap tidak mandiri, demi mencapai kemandirian inilah mereka tetap melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Kemarin siang saya mengikuti Talkshow Ruang Publik yang diadakan oleh KBR Indonesia dengan tema “Praktik Baik Ketenagakerjaan Inklusif: Mengantar Mimpi OYMPK dan Disabilitas “. Dalam talkshow tersebut hadir dua narasumber yakni Antony Ginting selaku Recruitment & Selection Manager HO Alfamart dan Abdul Mujib selaku Ketua Forum Komunikasi Disabilitas Cirebon.
Perjalanan Alfamart dan FKDC dalam Upaya Mewujudkan Ketenagakerjaan Inklusif Bagi Disabilitas
Saya baru tahu kalau masalah hak bekerja para penyandang disabilitas telah diatur dalam undang-undang no 8 tahun 2016, membuat beberapa penyandang disabilitas bekerja di suatu perusahaan. Bahwa orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) juga termasuk dalam kategori penyandang disabilitas fisik sebagaimana diatur dalam UU 8/2016.
Namun OYPMK sering terkendala karena anggapan keliru di masyarakat bahwa OYPMK masih menularkan kusta dan kurang memadai dalam hal pendidikan. Deformitas dan disabilitas yang terlihat sering membebani OYPMK sehingga mereka lebih suka mengisolasi diri. Akibatnya terjadi penurunan rasa percaya diri mereka sehingga tidak lagi bisa aktif dan bekerja.
Menurut Abdul Mujid dalam talkshow kemarin mengungkap fakta bahwa Forum Komunikasi Disabilitas Cirebon (FKDC) sudah mendorong 21 penyandang disabilitas untuk mengikuti recruiment di Alfamart dan Ada dua OYMPK yang sudah resmi diangkat menjadi PNS, hal ini menjadi bukti kalau penyandang diabilitas bisa melakukan hal yang sama seperti orang sehat pada umumnya.
FKDC pun melakukan beberapa gerakan untuk mendorong penyandang disabilitas mendapatkan haknya dalam bekerja. Salah satunya adalah masalah stigma untuk meningkatkan rasa percaya diri dan mengetahui akar permasalahan yang mereka hadapi dengan rutin mengadakan konseling support sebaya.
FKDC telah menunjukkan praktik baik dalam mengantar mereka menemui mimpi dan cita-cita seperti layaknya manusia dewasa. Beberapa penyuluhan pada masayarakat juga sudah dilakukan guna untuk meluruskan isu-isu disabilitas dan OYMPK, terkait hak-hak disabilitas, dan cara pandang masyarakat terhadap penyandang disabilitas.
Praktik baik Alfamart dalam upaya ketenagakerjaan inklusif membawa harapan baru bagi kelompok kusta dan disabilitas yang telah sekian lama mencari kerja. Alfamart dan FKDC telah menepis pandangan yang keliru tentang kusta, tersensitisasi dengan baik dan konseling sebaya telah menunjukkan perubahan yang paling signifikan.
Alfamart perusahaan yang aktif mempekerjakan penyandang disabilitas sebagai tenaga kerja. Sebagai bagian dari industri ritel yang membutuhkan SDM cukup banyak, Alfamart memberi kesempatan luas kepada penyandang disabilitas untuk bergabung sebagai karyawan. Perusahaan tidak membedakan karyawan satu sama lain, apakah ia penyandang disabilitas atau bukan.
Menurut Antony Ginting selaku Recruitment & Selection Manager HO Alfamart, “Setiap orang memiliki kelebihan masing-masing dan mereka memiliki potensi yang bisa terus digali, termasuk para penyandang disabilitas, Semua kami perlakukan sama termasuk kesempatan dalam membangun karir profesionalnya di Alfamart..”.
Alfamart juga memfasilitas para penyadang disabilitas mulai dari proses talent recruitment sampai bisa bekerja melayani pelanggan di ritel. Seperti memberikan alat bantu penerjemah bagi disabilitas tuna rungu sehingga mereka bisa mengerti apa yang pelanggan sampaikan dengan membaca teks penerjemah pada alat yang telah di pasang.
Jadi, untuk teman-teman penyandang disabilitas jangan pernah takut mencoba kalau teman-teman memiliki kemampuan. Selama kita tidak pernah berani menunjukkan kemampuan kita maka akan selamanya kita akan membatasi diri kita sendiri. Bahwa sebuah lingkungan akan menjadi inklusif jika teman-teman mau, dimulai dari diri sendiri.