Banyak orang tua merasa khawatir tentang biaya pendidikan anak, terutama ketika memilih sekolah swasta yang memerlukan biaya yang besar. Mereka seringkali menyiapkan dana pendidikan jauh-jauh hari karena biaya sekolah terus meningkat seiring dengan inflasi. Oleh karena itu, penting untuk merencanakan dan menyiapkan biaya pendidikan anak secara matang.
Biaya pendidikan anak di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga kamu perlu memahami apa saja biayanya dan melakukan perhitungan dengan cermat. Selain itu, pertimbangkan juga investasi deposito sebagai strategi untuk mencapai tujuan finansial dalam pendidikan anak.
Apa Saja Biaya Pendidikan Anak?
Langkah awal yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan biaya pendidikan adalah dengan mengetahui komponen biayanya. Simak apa saja komponen biaya pendidikan anak, berikut ini:
1. Uang Pangkal
Biaya uang pangkal dibayarkan satu sekali saat mendaftarkan anak sekolah. Komponen biaya ini juga sering disebut sebagai uang masuk, uang gedung, atau uang pembangunan. Nominal biaya uang pangkal tergantung dari reputasi sekolah dan juga fasilitas yang dimiliki.
2. SPP Sekolah
SPP atau Sumbangan Pembinaan Pendidikan adalah biaya bulanan wajib yang dibayarkan oleh orang tua selama anak bersekolah. Biaya ini menunjang operasional kegiatan belajar mengajar. Nominal SPP sangat bervariasi, tergantung kebijakan sekolah.
3. Seragam Sekolah
Biaya ini umumnya mencakup seragam sekolah, seragam olahraga, dan atribut pelengkap lainnya. Sekolah biasanya menyediakan bahan dan ketentuan penggunaan seragam, sehingga orang tua dapat membeli langsung dari sekolah. Namun, ada juga sekolah yang lebih fleksibel yang memungkinkan orang tua membeli seragam di toko asalkan sesuai ketentuan sekolah.
4. Buku dan Alat Tulis
Buku-buku pelajaran sering berganti setiap semester atau tahun ajaran baru. Besaran biaya buku tergantung pada kurikulum dan tingkat pendidikan. Misalnya, sekolah dengan Kurikulum Nasional cenderung memiliki biaya buku yang lebih murah dibandingkan sekolah yang menggunakan Kurikulum Cambridge.
5. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran. Kegiatan ini berperan dalam perkembangan anak karena dapat mengasah keterampilan serta membantu mengidentifikasi bakat dan minat mereka. Biaya ekstrakurikuler beragam tergantung pada jenis kegiatan yang dipilih, seperti musik, seni, atau olahraga.
Contoh Cara Menghitung Biaya Pendidikan Anak
Setelah melihat ragam biaya pendidikan di atas, kamu perlu mengestimasi jumlah keuangan yang diperlukan untuk membiayai pendidikan anak dalam beberapa tahun ke depan. Misalnya, jika anak berusia 5 tahun dan akan memulai SD dalam 2 tahun. Maka, perhitungan biaya pendidikan saat ini, yakni:
- Biaya Masuk: Rp5.000.000
- SPP: Rp500.000 x 12 bulan = Rp6.000.000
- Buku dan alat tulis: Rp1.500.000
- Seragam: Rp1.500.000
- Ekstrakurikuler: Rp500.000
Total biaya pendidikan SD tahun pertama sekitar Rp14.500.000. Mengacu pada laporan OJK, biaya pendidikan meningkat 10-15% per tahun. Dengan kenaikan 10%, perkiraan biaya untuk 2 tahun ke depan adalah sebagai berikut:
- Tahun ke-1: Rp14.500.000 + 10% = Rp15.950.000
- Tahun ke-2: Rp15.950.000 + 10% = Rp17.545.000
Jadi, biaya pendidikan untuk tahun pertama SD bagi anak yang akan memulai SD dalam 2 tahun mendatang sekitar Rp17.545.000. Perkiraan ini belum termasuk biaya SPP, buku, dan ekstrakurikuler untuk 5 tahun berikutnya hingga lulus SD.
Tips Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak
Mengingat biaya pendidikan yang terus meningkat setiap tahunnya, maka memilih jenis tabungan yang tepat sangat penting. Lakukan tips berikut ini dalam menyiapkan dana pendidikan:
1. Buat Rencana Pendidikan Anak
Menentukan rencana pendidikan anak merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Orang tua perlu memiliki gambaran sekolah dan kurikulum yang diinginkan. Di Indonesia, terdapat 3 jenis kurikulum umum, yakni Kurikulum Nasional, Kurikulum Nasional Plus, dan Kurikulum Internasional. Sekolah dengan kurikulum ini memiliki biaya yang berbeda-beda.
Sekolah dengan kurikulum internasional biasanya lebih mahal dibandingkan Kurikulum Nasional dan Nasional Plus. Oleh karena itu, orang tua harus menentukan standar kurikulum dan fasilitas yang diinginkan untuk memperkirakan biaya pendidikan yang harus disiapkan.
2. Berinvestasi Rendah Resiko
Dibandingkan menyimpan dana pendidikan di rekening biasa, kamu bisa menginvestasikannya agar lebih menguntungkan. Kamu dapat memilih produk keuangan yang rendah risiko dan menawarkan return stabil seperti investasi deposito. Berbagai macam investasi dapat membantu mencapai tujuan finansial untuk pendidikan anak.
Misalnya, jika kamu menyimpan dana sebesar Rp15.000.000 di deposito dengan bunga tinggi seperti 6,75% untuk jangka waktu 1 tahun. Maka, simulasi bunga yang bisa kamu dapatkan sekitar Rp1.012.500 (sebelum dipotong pajak). Total dana tersebut bisa digunakan untuk membayar biaya seragam atau buku anak di tahun pertamanya.
Selain deposito, macam macam investasi lain seperti reksadana atau obligasi juga dapat dipertimbangkan untuk memaksimalkan dana pendidikan anak. Namun, yang terpenting, pilihlah instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan jangka waktu investasi yang diinginkan.
Itulah beberapa komponen serta kisaran perhitungan biaya pendidikan anak, serta tips menyiapkan dananya yang bisa kamu ikuti. Salah satu solusi cerdas yang bisa kamu lakukan dalam menyiapkan dana pendidikan anak adalah dengan berinvestasi di instrumen keuangan yang tepat, seperti deposito.
Kamu bisa investasi deposito di Aplikasi digibank by DBS karena memiliki reputasi yang baik. Jika kamu masih pemula, digibank Advisor akan memberi panduan tentang produk investasi yang cocok berdasarkan kebutuhan dan trend pasar.
Pasalnya, Aplikasi digibank by DBS menyediakan macam macam investasi, mulai dari obligasi, reksadana hingga deposito. Terdapat lebih dari 150 produk yang telah dikurasi dan dinilai dari Invofesta yang dapat memenuhi kebutuhan investasi kamu. Jika tertarik berinvestasi online di Aplikasi digibank by DBS, simak ulasan lainnya, di sini.