Amilia Agustia Si Ratu Sampah Sekolah dari Bandung
Apa yang terlintas pertama kali di benak teman-teman saat melihat tumpukan sampah dengan aroma yang menyengat? Pasti jijik sekali, bukan? Padahal sampah adalah barang kotor yang selalu ada setiap harinya. Semakin ditumpuk semakin kotor, bau dan membuat lingkungan sekitar menjadi tidak sehat.
Lalu, apa yang bisa dilakukan dengan tumpukan sampah tersebut? Apakah kita akan sepenuhnya menyerahkan tugas sampah ini ke petugas kebersihan? Apa tidak ingin berkontribusi untuk mengatas masalah sampah setidaknya di lingkungan terdekat dulu? Bagaimanapun kita semua ini turut menyumbang sampah setiap harinya, lho!
Nah, bicara soal sampah dan bagaimana solusi untuk menanganinya. Di salah satu sekolah di Bandung tepatnya di SMPN 11 Bandung ada salah satu muridnya yang dikenal dengan julukan “Ratu Sampah”. Eits, bukan ratu sampah dalam artian penghasil sampah. Namun, dia ini adalah ratu sampah yang berkontribusi untuk mengatasi masalah sampah.
Si Ratu Sampah Sekolah yang Peduli Pada Masalah Sampah
Namanya Amilia Agustin, siswi SMPN 11 Bandung yang peduli pada permasalah sampah. Dia mendirikan program “Go to Zero Waste School” bersama teman-teman sekolahnya. Program tersebut fokus pada pengolahan sampah organik, anorganik, dan plastik agar bisa dimanfaatkan dan menghasilkan uang.
Program tersebut didirikan Amilia karena ia memiliki keinginan untuk menjaga lingkungan sekitarnya agar bersih dan bebas dari sampah. Dalam proyek pengelolaan sampah ini, mereka melakukan pengumpulan sampah, melakukan pemilahan menjadi kategori sampah anorganik, organik, tetra pak, dan kertas, dan kemudian melakukan daur ulang untuk menghasilkan barang yang memiliki manfaat atau nilai ekonomis.
Contohnya, sampah organik diubah menjadi pupuk kompos, dan potongan kain limbah digunakan untuk membuat tas yang bisa dijual. Meskipun terlihat sederhana, upaya Ami dalam menanamkan kesadaran lingkungan pada generasi muda sangat berpengaruh. Nah, dari program itulah Amilia dikenal dengan julukan “Ratu Sampah Sekolah”.
Ketertarikannya dalam permasalah sampah ini dimulai saat dia sedang duduk-dudk beristirahat di sebuah lapangan. Tidak sengan dia melihat seorang kakek yang baru saja selesai mengangkut sampah dengan gerobak sampah. Kakek tersebut sedang beristirahat di dekat gerobak sampahnya dan terlihat sedang makan.
Melihat kejadian tersebut hati kecilnya mulai merasa bersalah dan khawatir kakek tersebut akan sakit. Karena tangan si kakek masih terpapar sampah yang kotor dan bau. Amilia pun langsung menyadari bahwa ada yang salah, dan dia harus langsung melakukan sesuatu untuk mengatasi kesalahan tersebut.
Akhirnya, dia mengungkapkan kegelisahannya tersebut pada ibu guru Biologi di sekolahnya yang menyarankan dia untuk ikut belajar tentang lingkungan dari Komunitas Sahabat Kota. Ketertarikan Amil pada lingkungan dikembangkan dengan mengikuti berbagai seminar lingkungan sebagai ekstra kurikuler di Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi yang bergerak di bidang pemilahan sampah dan pembuatan kompos.
Ratu Sampah Sekolah Terima Penghargaan Satu Indonesia Award
Sehari-harinya dia memilah sampah organik dan anorganik yang lazimnya tercampur menjadi satu. Sampah organik yang tertampung diolah untuk membuat pupuk kompos. Limbah plastik seperti bungkus kopi atau mie cepat saji diolah menjadi tas, demikian pula limbah kain perca juga dibuat tas. Hasil yang diperoleh adalah tas dan pupuk kompos.
Produk yang dihasilkan dipasarkan dengan cara mengikuti Pameran Memilah Sampah dan Sosialisasi Penanganan Sampah. Kegiatan yang diawali dengan harapan agar beban si kakek berkurang dalam memungut sampah sekolah lalu berkembang ke arah terbentuknya cikal bakal Bank Sampah. Sampah kemasan tiap 1 kg ditukar dengan 5 buku.
Bukan hanya itu saja, berkat kerja keras dan pengorbanannya dalam mengatasi masalah sampah. Amilia pun berhasil mendapatkan penghargaan dari Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards 2010 dalam kategori lingkungan. Dimulai pada tahun 2010 melihat ada program karya tulis untuk anak-anak dari Astra.
Amilia pun membuat karya tulis dan mengirimkannya kepada panitia lomba. Tiba-tiba ada kunjungan ke sekolah dari panitia lomba, dan dua minggu berikutnya, dipanggil ke Jakarta. Sampai akhirnya diusia muda dan masih duudk di bangku SMP dia berhasil mendapatkan hadiah uang tunai 40 juta Rupiah dari Satu Indonesia Award.
Penghargaan ini merupakan pengakuan dan penghargaan Astra terhadap semangat keberagaman anak muda Indonesia yang bersatu untuk membangun bangsa dengan membantu orang lain melalui lima bidang: kesehatan, pendidikan, teknologi, lingkungan, dan kewirausahaan.
Kepeduliannya tidak berhenti begitu saja, hadiah yang dia dapatkan dari penghargaan tersebut, Amilia mengalokasikan sebagian untuk membantu orang lain, seperti memberikan mesin jahit kepada penduduk di sekitar sekolah agar mereka dapat menghasilkan kerajinan dari bahan sampah.
Sosok Amilia menjadi panutan untuk semua anak muda untuk mau peduli dengan permasalah sampah dan bukan hanya sepenuhnya menyerahkan pada pihak yang berwenang. Masalah sampah ini sudah menjadi masalah global yang terus digaungkan setiap tahunnya. Jadi, yuk mulai peduli pada lingkungan sekitarmu!
0 komentar
Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.
Terima Kasih.