Sahabat Lansia Luak Bega, Hardinisa Syamitri

by - Selasa, Oktober 22, 2024

Disaat banyak orang terfokus tentang parenting dan stunting, pernahkan terbesit dari benar kita bagaimana keadaan lansia di sekitar kita saat ini? Akankah kehidupan mereka terawat? Apakah mereka mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik? Sudahkah mereka bisa menikmati masa tua dengan layak?

Sejak tinggal bersama bapak yang sudah mulai memasuki fase lansia, saya tahu betul betapa berat hidup sebagai lansia. Betapa mereka sangat membutuhkan cinta, kasih sayang dan perhatian dari orang-orang sekitar. Daya pikir yang mulai menurun, perasaan yang sangat sensitif dan gejolak emosi yang naik turun.

Darisanalah sudah waktunya kita mulai memberi perhatian lebih pada lansia, dan inilah yang dilakukan oleh salah satu bidan berhati emas yang bertugas di salah satu desa terpencil di Pulau Sumatera. Resmi diterima sebagai ASN membuat bidan ini awalnya merasa kaget bahkan tempat tugasnya pun ia belum pernah tahu.

Mengenal Sosok Hardinisa Syamitri, Bidan Berhati Emas Sahabat Lansia


Siapa yang tidak terkejut saat mengetahui penempatan tugas berada di tempat pelososk dan terpencil? Inilah yang dirasakan oleh Hardinisa Syamitri, atau yang akrab dipanggil dengan Bu Icha. Ia adalah seorang bidan yang diterima sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di daerah Luak Bega.

Sangat mengejutkan disana tidak ada signal handphone maupun listrik, ditambah dengan kondisi jalanan yang memperihatinkan. Selain rusak, jalanan ini menjadi sangat becek ketika turun hujan sehingga sulit untuk dilewati oleh kendaraan. Bukan hanya itu saja, kedatangan Bu Icha tidak serta langsung diterima oleh masyarakat setempat dan beliau dianggap aneh.

Namun, di Jorong Luak Begak, pilihan utama saat sakit adalah pergi kepada dukun kampung, bukan tenaga kesehatan. Bahkan ketika ada tenaga kesehatan yang ditugaskan di daerah ini, mereka seringkali meragukan kemampuannya. Karenanya keberadaan tenaga Kesehatan pada tahun 2006 masih kalah pamor daripada dukun beranak.

Apalagi untuk daerah Luak Bega ini memang baru ada Bidan yang ditempatkan disana setelah sekian lama. Bahkan setelah beberapa bulan berada disana, Bu Icha masih belum bisa diterima oleh masyarakat dan mereka masih saja menganggap bahwa jika mau berobat atau melahirkan datang saja ke dukun dan tidak perlu ke Bidan.

Tidak menyerah begitu saja, Bu Icha tetap mencari cara agar masyarakat mau menerimanya dan mereka bisa mendapat penanganan medis dengan benar. Hingga beberapa waktu berselang, akhirnya beliau menemukan akar permasalahan yang menjadi penyebab masyarakat ini lebih memilih dukun daripada Bidan untuk penanganan medis.

Ternyata penyebab masyarakat disana lebih memilih melahirkan ke dukun bernaka dibandingkan ke bidan adalah anjuran dari orang tua yang menganggap melahirkan ke dukun beranak lebih hebat daripada ke bidan. Dari situlah Bu Icha, berinisiatif untuk mencoba mendekati para orang tua dan lansia di daerah tersebut.

Bu Icha menginisiasi Seroja (Sehat Rohani Jasmani) pada tahun 2010, yaitu kegiatan senam yang bertujuan untuk mengurangi potensi penyakit degeneratif pada warga yang telah lanjut usia atau lansia. Bu Icha juga memberikan sosialisasi mengenai penyakit yang rawan dialami oleh lansia seperti jantung dan rematik juga pemeriksaan kesehatan secara rutin.


Setelah program Seroja berjalan manfaatnya mulai dirasakan oleh warga lansia, salah satunya yaitu Ibu Suwarni. Menurut Ibu Suwarni bahwa sebelumnya badannya sakit-sakit semua dan setelah mengikuti kegiatan ini sakit itu sudah tidak ada lagi. Selain itu Bu Icha juga membuat program lain agar lebih variatif dan warga lansia tidak bosan.

Yaitu pelatihan untuk memanfaatkan barang-barang bekas yang diubah menjadi beragam kerajinan tangan dan dapat dijual atau dijadikan hiasan rumah. Upaya ini juga sebagai salah satu tindakan preventif untuk menunda kepikunan pada warga lansia.

Seperti yang kita ketahui, negara maju umumnya memiliki sistem perawatan kesehatan yang lebih baik, jaringan dukungan sosial yang lebih kuat, dan tingkat kemiskinan yang lebih rendah di kalangan lansia. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap negara memiliki tantangan unik dalam merawat populasi lansia mereka, dan Indonesia memiliki potensi untuk memperbaiki kondisi lansia melalui upaya kolaboratif dari pemerintah, organisasi masyarakat, dan individu seperti Hardinisa Syamitri.

Hardinisa Syamitri Terima Penghargaan SATU Indonesia Award 2013


Dengan berbagai kegiatan dan program yang berhasil dilakukan oleh Bu Icha untuk masyarakat Luak Bega. Membawa ia menjadi salah satu pemenang pada apresiasi SATU Indonesia Award di bidang kesehatan pada tahun 2013 dan menjadi satu-satunya perempuan pada acara tersebut.

Hardinisa Syamitri adalah contoh nyata seorang pahlawan kesehatan yang gigih dan peduli akan kesehatan masyarakatnya. Melalui dedikasinya yang tinggi, dia berhasil merubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat, mengarahkan mereka untuk mempercayai tenaga kesehatan dan merawat kesehatan mereka.

Pengabdian tanpa pamrihnya dan semangat untuk memajukan kesehatan masyarakatnya adalah inspirasi bagi kita semua, mengingatkan bahwa siapapun bisa menjadi pahlawan dalam melayani kepentingan bersama dan kesejahteraan masyarakat. Jadi, mulai sekarang yuk belajar memperhatikan dan peduli pada lansia di sekitar kita!

You May Also Like

0 komentar

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.